Kamis 22 Apr 2021 20:48 WIB

Kemenangan di Depan Mata Tapi Ribuan RT DKI Masih Zona Merah

"Kemenangan melawan pandemi ini sudah di depan mata," kata Anies.

Petugas melakukan dekontaminasi dan sterilisasi pada armada bus sekolah di Pool Unit Pengelola Angkutan Sekolah (UPAS) DKI Jakarta, Senin (19/4). Armada bus yang saat ini  digunakan sebagai angkutan pelajar, tenaga kesehatan, vaksinasi lansia dan pasien COVID-19 tersebut disterilisasi dengan disemprot desinfektan dan penguapan. Sterilisasi bus dilakukan secara rutin sebelum dan setelah digunakan guna mencegah dari risiko penularan Covid-19.Prayogi/Republika
Foto: Prayogi/Republika.
Petugas melakukan dekontaminasi dan sterilisasi pada armada bus sekolah di Pool Unit Pengelola Angkutan Sekolah (UPAS) DKI Jakarta, Senin (19/4). Armada bus yang saat ini digunakan sebagai angkutan pelajar, tenaga kesehatan, vaksinasi lansia dan pasien COVID-19 tersebut disterilisasi dengan disemprot desinfektan dan penguapan. Sterilisasi bus dilakukan secara rutin sebelum dan setelah digunakan guna mencegah dari risiko penularan Covid-19.Prayogi/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Flori Sidebang

Saat mengumumkan perpanjangan masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro untuk wilayah DKI Jakarta, Gubernur Anies Baswedan sempat menyinggung soal kemenangan atas pandemi Covid-19 yang sudah di depan mata. PPKM Mikro diperpanjang hingga tanggal 3 Mei 2021.

Baca Juga

"Kemenangan melawan pandemi ini sudah di depan mata. Namun, saya ingatkan, kita belum menang sekarang, jadi mari ambil tanggung jawab untuk bersama mewujudkan kemenangan tersebut dengan disiplin 3M," kata Anies dalam keterangan tertulis resminya, Selasa (20/4).

“Terlebih, pada Ramadan ini, Pemprov DKI memang telah mengizinkan kegiatan peribadatan di rumah ibadah dengan kapasitas 50 persen. Sehingga, jika melihat rumah ibadah tersebut sudah terisi 50 persen, maka sebaiknya beribadah di rumah untuk mencegah risiko keterpaparan,” imbuhnya.

Dalam penerapan kebijakan PPKM Mikro, Anies turut membatasi akses warga di rukun tetangga (RT) yang termasuk dalam kriteria zona merah Covid-19 dengan menerapkan jam malam maksimal hingga pukul 20.00 WIB.  Aturan tersebut tertuang dalam Instruksi Gubernur (Ingub) nomor 23 Tahun 2021 tentang perpanjangan pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyakarat (PPKM) berbasis mikro tingkat rukun tetangga.

"Membatasi keluar masuk wilayah Rukun Tetangga maksimal hingga pukul 20.00 WIB," kata Anies seperti dikutip dalam Ingub tersebut, Rabu (21/4).

Anies menjelaskan, kriteria zona merah, yakni apabila dalam satu RT terdapat lebih lima rumah dengan kasus positif Covid-19 selama tujuh hari terakhir. Selain menerapkan jam malam, ia menginstruksikan RT zona merah harus menemukan kasus suspek dan pelacakan kontak erat, melakukan isolasi mandiri atau terpusat dengan pengawasan.

Selanjutnya, Anies juga memerintahkan untuk membatasi kegiatan di rumah ibadah dengan protokol kesehatan ketat, dan menutup tempat bermain anak dan tempat umum kecuali sektor esensial.

"Melarang kerumunan lebih dari tiga orang, dan meniadakan kegiatan sosial masyarakat di lingkungan RT yang menimbulkan kerumunan dan berpotensi menimbulkan kerumunan," imbuhnya.

Berdasarkan laman corona.jakarta.go.id hingga 8 April 2021, terdapat sebanyak 2.659 RT yang masuk dalam kategori pengendalian ketat atau zona merah. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Ariza) tidak merasa kecolongan meski jumlah RT di Ibu Kota yang masuk dalam zona merah Covid-19 mencapai ribuan.

"Enggak kecolongan dong, Jakarta ini kan (total) ada 30 ribuan RT, itu kan jumlah RT (zona merah) yang sedikit. Jadi sesungguhnya cuma sedikit dibanding jumlah RT yang ada," kata Ariza di Balai Kota Jakarta, Kamis (22/4).

Selain itu, Ariza menyebut, Jakarta telah keluar dari zona merah Covid-19. Bahkan kata dia, Ibu Kota mengalami peningkatan perbaikan terkait dalam penanganan virus corona. Di antaranya, proses vaksinasi covid-19 yang tinggi, angka kesembuhan meningkat, dan angka kematian yang menurun.

"Jadi Jakarta ini on the track, mencapai satu sasaran tujuan yang lebih baik lagi terkait vaksinasi terus meningkat," ujarnya.

In Picture: Disinfeksi Armada Bus Sekolah DKI Jakarta

photo
Petugas melakukan dekontaminasi dan sterilisasi pada armada bus sekolah di Pool Unit Pengelola Angkutan Sekolah (UPAS) DKI Jakarta, Senin (19/4). Armada bus yang saat ini digunakan sebagai angkutan pelajar, tenaga kesehatan, vaksinasi lansia dan pasien COVID-19 tersebut disterilisasi dengan disemprot desinfektan dan penguapan. Sterilisasi bus dilakukan secara rutin sebelum dan setelah digunakan guna mencegah dari risiko penularan Covid-19.Prayogi/Republika - (Prayogi/Republika.)

 

 

Ariza juga mengklaim, kasus aktif covid-19 di Jakarta kini terus mengalami penurunan. Dia menjelaskan, kapasitas keterpakaian tempat tidur isolasi dan ruang ICU pun berada di bawah 50 persen.

"Jumlah tempat tidur tinggal 39 persen yang terpakai, ruang ICU tinggal 46 persen, hotel cuma 46 persen yang terpakai, jadi perbaikannya sangat jelas," ungkap dia.

Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dalam dua minggu terakhir terdapat peningkatan kasus aktif covid-19 yang fluktuatif. Saat ini, kasus aktif di Ibu Kota mencapai 6.924 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Widyastuti menjelaskan, angka itu meningkat dibandingkan dua pekan sebelumnya, yakni 5 April 2021 dengan jumlah 6.075 kasus aktif. Dia pun mengimbau masyarakat untuk mengihindari kerumunan dan mobilisasi agar dapat mencegah terjadinya penularan virus corona.

"Ini mulai meningkat lagi. Saya ingatkan warga DKI bahwa 3M termasuk menghindari kerumunan dan menghindari mobilisasi sangat penting. Karena, pengalaman kita tahun lalu dan akhir minggu ini, menunjukkan aktivitas penduduk sudah meningkat dan angka sudah bergerak naik," ujar Widyastuti.

Sebelumnya, Widyastuti menyebut, banyak faktor yang memengaruhi peningkatan kasus aktif harian di Jakarta. Salah satunya, Widyastuti menilai, banyak masyarakat yang melakukan perjalanan ke luar kota selama libur panjang akhir pekan atau long weekend.

Dia menuturkan, berdasarkan pengalaman tahun lalu, usai libur panjang akhir pekan selalu diiringi dengan peningkatan kasus aktif Covid-19. Sebab, banyak masyarakat yang beraktivitas di luar rumah, bahkan bepergian ke luar kota.

"Begitu juga di tahun ini. Bahwa sekitar 20 Maret, warga DKI yang keluar rumah itu banyak, dan kami sudah mulai khawatir nih. Ini mulai meningkat lagi (kasus aktif Covid-19) nih," ungkap dia.

Meski demikian, menurut Widyastuti, kenaikan kasus aktif ini masih terkendali. Ia menjelaskan, hal itu terlihat dari ketersediaan tempat tidur isolasi dan ICU di Jakarta masih mencukupi karena persentasenya menunjukkan penurunan.

Dia mengungkapkan, per tanggal 5 April, jumlah kapasitas tempat tidur isolasi sebanyak 7.513 unit dan terisi 3.311 atau 44 persen. Sedangkan, pada tanggal 18 April, jumlah tempat tidur 7.087 dan terisi 2.691 atau terisi 38 persen.

“Untuk ketersediaan ICU turun meskipun sedikit, per tanggal 5 April, jumlah ICU kita 1.136 dan terisi 548, yakni 48 persen. Sedangkan, tanggal 18 April, kapasitas ICU kita 1.056, terisi 500 pasien atau 47 persen yang artinya ada penurunan sebesar 1 persen terhadap kapasitas ICU," papar Widyastuti.

photo
Larangan mudik Lebaran. - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement