Kamis 22 Apr 2021 20:40 WIB

Ambisi Soal Iklim, Inggris Ingin Kurangi Emisi 78 Persen

Inggris menetapkan target perubahan iklim paling ambisius di dunia.

Seorang anak ikut dalam aksi di Brisbane, Australia,  menyelamatkan bumi dari perubahan iklim global (Ilustrasi)
Foto: DAN PELED/EPA-EFE
Seorang anak ikut dalam aksi di Brisbane, Australia, menyelamatkan bumi dari perubahan iklim global (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Pemerintah Inggris mengumumkan penetapan target perubahan iklim paling ambisius di dunia. Target itu adalah pengurangan emisi hingga 78 persen pada 2035 -- dibandingkan dengan tingkat emisi 1990—yang dituangkan dalam bentuk Undang-Undang (UU). Ini menjadikan Inggris pada posisi terdepan menjelang aksi menjadi tuan rumah KTT iklim COP26.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa Inggris ingin terus meningkatkan standar penanganan perubahan iklim. Maka, menetapkan target paling ambisius untuk mengurangi emisi di dunia.

“Inggris akan menjadi rumah bagi bisnis perintis, teknologi baru dan inovasi hijau saat kami membuat kemajuan menuju emisi nol bersih, meletakkan fondasi pertumbuhan ekonomi beberapa dekade ke depan melalui penciptaan ribuan pekerjaan”, ujar Johnson, dalam keterangan tertulis Kedubes Inggris di Jakarta yang diterima Republika, Kamis (22/4).

Melalui kepresidenan COP26, Inggris mendesak seluruh negara dan perusahaan di seluruh dunia untuk bergabung dengan Inggris dalam pencapaian target menuju nol bersih secara global pada pertengahan abad ini. Ini adalah upaya menjaga suhu panas dalam kisaran 1,5 derajat  dan menghindari dampak perubahan iklim yang paling dahsyat.

Lebih lanjut Johnson menjelaskan bahwa Inggris ingin melihat para pemimpin dunia mengikuti jejaknya dan menyelaraskan ambisi mereka dengan Inggris menjelang KTT iklim COP26.

Kita bisa membangun kembali perekonomian menjadi lebih hijau dan melindungi planet ini jika kita bersatu mengambil tindakan bersama, ungkap Johnson.

Sementara itu Presiden Terpilih COP26 Alok Sharma mengomentari inisiatif ini sebagai langkah ke depan yang sangat positif bagi Inggris. “Saya ingin mendorong yang lainnya untuk mengikuti jejak kami menjelang COP26 di Glasgow akhir tahun ini,” kata Sharma.

Secara terpisah, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins mengatakan bahwa target Nol Bersih //Net Zero,  membutuhkan transisi ekonomi secara keseluruhan. Owen menjelaskan bahwa Inggris senang bisa bekerja sama dengan Indonesia di bidang kehutanan, komoditas berkelanjutan, perkotaan dan transportasi, dan juga di sektor energi serta perencanaan rendah karbon.

Menurut Owen dalam aksi iklim tahun ini, Indonesia berpotensi menjadi negara adidaya energi baru terbarukan dan pemimpin global dalam transisi dari bahan bakar fosil menuju masa depan energi rendah karbon yang berkelanjutan.

Inggris bangga dapat mendukung transisi Indonesia melalui program Mentari, yaitu Kemitraan Energi Rendah Karbon antara Inggris dan Indonesia yang memanfaatkan keahlian domestik dan internasional untuk meningkatkan investasi dalam energi baru terbarukan, dan meningkatkan akses energi untuk pembangunan ekonomi”, jelas Owen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement