Kamis 22 Apr 2021 19:16 WIB

Telkom Fokus Program Digitalisasi Desa dan Kelurahan

20 persen desa di Jawa Barat belum terhubung internet

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Siswa kelas IX Sekolah Menengah Pertama (SMP) Plus Pasawahan mengerjakan tugas sekolah di pos kamling Desa Pasawahan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis, (16/7/2020). Pelajar yang tinggal di desa terpecil terpaksa mengerjakan tugas sekolah di luar rumah lantaran keterbatasan jaringan internet sedangkan sekolah hanya bisa memfasilitasi kegiatan belajar mengajar (KBM) secara daring mengunakan aplikasi WhatsApp Grup serta Facebook Messenger.
Foto: Antara/Adeng Bustami
Siswa kelas IX Sekolah Menengah Pertama (SMP) Plus Pasawahan mengerjakan tugas sekolah di pos kamling Desa Pasawahan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis, (16/7/2020). Pelajar yang tinggal di desa terpecil terpaksa mengerjakan tugas sekolah di luar rumah lantaran keterbatasan jaringan internet sedangkan sekolah hanya bisa memfasilitasi kegiatan belajar mengajar (KBM) secara daring mengunakan aplikasi WhatsApp Grup serta Facebook Messenger.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Desa di Jawa Barat (Jabar), hingga saat ini belum semuanya tersambung dengan internet. Menurut Executive Vice President PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) Regional 3 Jabar, Sujito, dari 5.899 Desa/Kelurahan yang ada di Jabar, sekitar 20 persen desa di Jabar hingga saat ini belum terhubung dengan jaringan internet.

Namun, menurut Sujito, untuk tingkat kabupaten/kota, sudah 100 persen terhubung internet."Hingga saat ini belum semua desa di Jabar terhubung internet, baru 80 persen," ujar Sujito, Rabu (21/4) malam.

Sujito mengatakan, umumnya desa-desa yang belum tersentuh internet terletak di area terpencil dan tertinggal dengan akses yang sulit. Diantaranya sejumlah desa di kawasan Jabar Selatan.

Oleh karena itu, kata dia, seiring dengan lonjakan kebutuhan internet di masyarakat, saat ini Telkom fokus pada program digitalisasi desa/kelurahan, selain digitalisasi UMKM. 

Selain itu, kata dia, tak hanya konektivitas, tapi pekerjaan rumah yang ada saat ini juga termasuk keharusan desa memiliki konten dan platform."Makanya muncul sejumlah program percepatan digitalisasi pedesaan," katanya.

Menurutnya, selama pandemi Covid-19 terjadi percepatan digitalisasi hingga 5 kali lipat sebelumnya. Hal itu terjadi karena situasi mendesak yang meningkatkan kebutuhan teknologi digital."Situasi pandemi yang tidak memungkinkan masyarakat bisa bwrtemu secara fisik membuat digitalisasi menjadi pilihan," katanya.

Hal itu, kata dia, juga terlihat dari pertumbuhan jumlah pelanggan Telkom. Pada periode 2020-2021 jumlah pelanggan baru Telkom Jabar naik 60 persen dan saat ini mencapai 872 ribu satuan sambungan."Lonjakan ini dipicu kebutuhan mendesak untuk pembelajaran jarak jauh dan work from home," katanya.

Penetrasi paling banyak, kata dia, untuk di Jabar masih ada di wilayah Bandung. Sementera potensi pelanggan terbesar ada di wilayah Sukabumi, Tasikmalaya, Cirebon, dll, yang memiliki wilayah luas, tapi coverage belum semua.

Sementara itu, pada Ramadhan dan Idul Fitri 1442 H ini, Telkom kembali mengadakan rangkaian kegiatan TelkomGroup Siaga RAFI (Ramadan Idul Fitri) 2021. Salah satunya melalui penyerahan secara simbolis bantuan TelkomGroup Berbagi berupa bantuan bedah panti asuhan dan pesantren, santunan anak yatim, dan santunan duafa. 

Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, mengatakan, total bantuan yang diberikan untuk Telkom Regional di seluruh Indonesia mencapai Rp1,6 miliar. Selain itu, juga dilaksanakan program LinkAja Charity yaitu Program Sahabat Ramadan sebagai media untuk karyawan yang ingin berbagi kepada sesama. 

Pada kesempatan yang sama, Ririek didampingi Direktur Keuangan Telkom Heri Supriadi melakukan Kunjungan Kerja Direksi TelkomGroup Siaga RAFI 2021 di wilayah Telkom Regional III. Mereka meninjau infrastruktur di Posko TelkomGroup yang berlokasi di Graha Merah Putih, Bandung.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement