Kamis 22 Apr 2021 15:40 WIB

Mengawal Semangat Ramadhan Hingga Garis Finis

Sebelum terlambat masih ada Ramadhan tersisa kerjakan kebaikan sebanyak-banyaknya.

Umat Muslim melaksanakan shalat Tarawih di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (12/4).
Foto:

Kita juga sering mendengar ungkapan bahwa, memuliakan sebuah amalan itu mudah dan penuh semangat, akan tetapi yang sulit adalah untuk menjaga amalan tersebut tetap berlanjut atau istiqamah. Padahal Allah SWT sangat mencintai hambanya yang tetap istiqamah dalam mengerjakan amalan kebaikan.

Seperti firman-Nya dalam Alquran Surah Hudd ayat 112, artinya: “Maka tetaplah kamu (pada jalan yang benar), sebagaimana diperintahkan kepadamu dan juga orang yang telah bertaubat bersama kamu. Dan janganlah kalian melampaui batas. Sesungguhnya Dia maha melihat apa yang kalian kerjakan”.

Ayat tersebut mengandung perintah untuk tetap istiqamah, baik dalam hal akidah maupun hal amal shalih. Ayat tersebut juga merupakan ayat paling berat dilaksanakan.

Hal ini sesuai dengan Sabda Rasulullah SAW, Ibnu Abbas RA berkata: “Tidaklah ada satu ayat pun yang diturunkan kepada Rasulullah SAW yang lebih berat dan lebih susah daripada ayat tersebut". Karena itu ketika beliau ditanya, betapa cepat engkau beruban, beliau Rasulullah SAW berkata kepada sahabatnya, ‘yang membuatku beruban adalah Surah Hudd dan surat-surat semisalnya.’ Karena di dalam ayat tersebut ada perintah untuk Istiqamah.

Untuk mewujudkan stabilitas semangat dan istiqamah tersebut, kita perlu melakukan beberapa hal. Pertama memperbaiki kembali niat, ikhlas semata mengharap ridha Allah, banyak shalawat, zikir, melanjutkan komitmen dan perencanaan awal, sesuai dengan kondisi dan kemampuan masing-masing, tidak berlebihan, yaitu seperti tidak memaksakan sebuah amalan berlebihan, sehingga ringan dalam melaksanakan. Contohnya pada saat tadarus Alquran, karena tekad baiknya ingin mengkhatam Alquran pada bulan Ramadhan, ia memaksakan untuk membaca satu malam tiga juz, dan dua hari kemudian ia meninggalkannya, artinya cepat bosan.

Dalam kondisi seperti ini lebih afdhal ia tidak memaksakan satu malam harus tiga juz, cukup satu juz akan tetapi ia terus berlanjut, ini hanyalah perumpamaan agar istiqamah itu hadir dalam setiap amalan kebaikan yang kita laksanakan. Sebelum terlambat, dan masih ada tersisa Ramadhan bersama kita, semoga kesempatan ini bisa kita optimalkan dengan mengerjakan kebaikan sebanyak-banyaknya, tetap semangat dan terus istiqamah.

Di antara hal yang bisa membuat kita termotivasi untuk melakukan sebuah kebaikan adalah ketika kita mengetahui dan meyakini sepenuhnya, manfaat dan hikmah dari sebuah amalan tersebut. Dalam Islam melakukan sebuah kebaikan lebih besar peluang dan lebih mudah daripada melakukan kejahatan. Begitu juga dengan amalan-amalan kita di bulan Ramadhan seperti menjaga shalat berjamaah, puasa, zakat, sadaqah, nafkah, baca Alquran, silaturrahim, menuntut ilmu dan masih banyak kegiatan-kegiatan kebaikan lainnya.

Kalau puluhan Ramadhan yang telah kita lalui, spirit dan menjaga setiap amal kebaikan itu hanya pada awal Ramadhan saja. Semoga tahun ini, kita tetap bisa istiqamah sampai akhir dan di luar Ramadhan, begitu juga dengan shaf-shaf shalat di masjid yang padat merayap di awal awal ramadhan, semoga tetap seperti itu sampai akhir Ramadhan.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement