Kamis 22 Apr 2021 15:13 WIB

Sri Mulyani: Semangat Kartini Sampai Sekarang Masih Relevan

BRI juga memiliki komunitas khusus bagi pegawai wanitanya yang bernama Srikandi BRI

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menyebut salah satu riset McKinsey menyebut bahwa manfaat sebesar US$12 triliun bisa diraih dunia apabila kesempatan perempuan untuk maju dan berkembang diberikan secara adil.
Foto: istimewa
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menyebut salah satu riset McKinsey menyebut bahwa manfaat sebesar US$12 triliun bisa diraih dunia apabila kesempatan perempuan untuk maju dan berkembang diberikan secara adil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Perempuan memegang peran yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa perempuan yang hebat, rasanya sulit untuk mengharap akan adanya generasi-generasi penerus yang muncul di negeri ini.

Pentingnya peran perempuan terhadap kemajuan suatu bangsa semakin menguat seiring berjalannya waktu. Terbukti, saat ini telah ada banyak sosok-sosok perempuan inspirasional dan memiliki peran atau jabatan penting yang bergerak di berbagai bidang.

Kehadiran perempuan-perempuan hebat ini tak jarang menginspirasi dan menumbuhkan semangat masyarakat untuk terus berjuang memperbaiki kehidupannya. Karena itu, sebagai bentuk apresiasi terhadap peran perempuan untuk kemajuan bangsa, BRI pada peringatan Kartini hari ini (21/4) menggelar acara bertajuk Woman (Wonderful & Magnificent). Hadir dalam acara hybrid tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani, Komisaris Utama BRI Kartika Wirjoatmodjo yang juga Wakil Menteri BUMN, Komisaris Independen BRI Rofikoh Rokhim, Direktur Utama BRI Sunarso, Direktur Konsumer BRI Handayani, dan public figure Dian Sastrowardoyo.

Dalam sambutannya di awal acara, Direktur Utama BRI Sunarso menyampaikan harapan agar ke depannya para pekerja perempuan di BRI mampu mengeluarkan semua potensi terbaiknya bagi perusahaan dan Indonesia secara umum. Dia menyebut, saat ini BRI sudah cukup terbuka dan mengakomodir para perempuan agar bisa mengembangkan dirinya di perusahaan.

“BRI hari ini memiliki 121 ribu pekerja, dan 47 ribu di antaranya adalah perempuan. Secara demografi juga Alhamdulillah sudah 80 persen yang masuk kategori milenial. Lebih bersyukur lagi, para pekerja perempuan di BRI kini sudah menduduki jabatan yang strategis dan cukup tinggi. Pada posisi manajerial, manager sampai BOD-1, itu sudah ada 716 pekerja perempuan yang menduduki posisi-posisi strategis ini. Persentasenya kira-kira sudah 22,69 persen,” ujar Sunarso.

Selain membuka kesempatan bagi pekerja perempuan berkarir hingga puncak, BRI juga memiliki komunitas khusus bagi pegawai wanitanya yang bernama Srikandi BRI. Komunitas ini kerap menjalankan program-program yang berfokus untuk memberi dukungan program women empowerment, social enterpreneurship dan kepedulian terhadap lingkungan.

Dalam acara yang sama, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menyebut semangat perjuangan Kartini sampai sekarang masih relevan untuk digunakan sebagai pemacu perempuan agar lebih berperan dalam kehidupan keluarga, sosial, dan ekonomi. Dia berkata, salah satu riset McKinsey menyebut bahwa manfaat sebesar US$12 triliun bisa diraih dunia apabila kesempatan perempuan untuk maju dan berkembang diberikan secara adil. 

Sri Mulyani menyebut di Indonesia ada banyak sosok perempuan hebat yang bisa menjadi inspirasi. “Jadi perempuan-perempuan yang pada hari ini telah memiliki berbagai kesempatan, selalu jadilah pendukung dan pemberi inspirasi bagi yang lain, baik sesama perempuan maupun masyarakat secara keseluruhan,” tutur Sri Mulyani.

“Untuk Anda semuanya yang kemudian memilih untuk menjalankan karir, maka laksanakan karir Anda, tugas Anda dengan seluruh kelebihan Anda sebagai perempuan. Keunggulan yang anda miliki sebagai perempuan harus digunakan untuk memberikan yang terbaik bagi institusi dimana Anda bekerja. Di dalam memberikan inspirasi, di dalam memberikan judgement, dan leadership yang inklusif. Di dalam setiap posisi yang Anda miliki, Anda selalu mampu, memiliki kesempatan untuk membuat perbedaan dalam artian yang baik. Untuk bisa memberikan nilai tambah. Dan untuk bisa memberikan keberagaman yang inklusif. Ini lah yang merupakan tugas sejarah yang diemban oleh kita semua,” tutur Sri Mulyani.

Pada acara tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, dia selama ini kerap melihat ada banyak pegawai atau Agen BRILink perempuan yang menjadi tulang punggung untuk memenuhi kebutuhan keuangan masyarakat. Salah satu contohnya, Erick sempat menemui dua agen BRILink wanita di daerah berbeda yang mampu membuat kapasitas ekonomi masyarakat naik kelas.

Melihat peran vital pekerja perempuan ini, Erick berpesan agar ke depannya ada kesempatan bagi mereka untuk bisa lebih berkembang. Menurutnya, BRI berpotensi berperan sebagai “bapak” untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja perempuan, yang pada akhirnya berujung pada naiknya produktivitas perusahaan dalam menyalurkan kredit dan memberdayakan UMKM.

“Itu lah yang saya minta bagaimana BRI dan tentu para wanita-wanita kuat yang ada di BRI, nasabah BRI yang tadi saya lihat, jaringan BRI, ataupun 40 ribu pekerja wanita yang ada di BRI, ini menjadi sebuah kekuatan. Saya yakin dengan ada kesempatan peningkatan gender equality akan terus meningkatkan kinerja BRI sebagai pedoman, penggerak, yang kita harapkan untuk UMKM di Indonesia,” tambah Erick.

Pada sesi talkshow, Direktur Konsumer BRI Handayani mengatakan, perempuan adalah kelompok yang paling terdampak pandemi Covid-19 baik secara fisik maupun psikologis. Alasannya, perempuan harus mengemban tugas ganda sebagai ibu rumah tangga dan bekerja dari rumah selama pandemi.

Selain itu, berdasarkan data yang dimilikinya, ada 60 persen lebih pelaku UMKM yang merupakan perempuan. “Jadi memang kalau kita lihat perempuan ini punya ketahanan yang luar biasa. Ketika dalam keadaan sulit, mungkin perempuan jauh lebih bisa survive daripada mungkin pria,” ujar Handayani.

Terakhir, Komisaris BRI Rofikoh Rokhim mengungkapkan bahwa perempuan saat ini harus memiliki pendidikan yang tinggi, agar bisa meningkatkan kelas dan kapasitasnya. Pendidikan tinggi ini disebutnya tak harus diraih melalui jalur formal, namun bisa juga berasal dari pengalaman hidup sehari-hari.

Dengan kemampuan dan kapasitas diri yang tinggi, seorang perempuan diyakini tak mudah mendapat perlakuan diskriminasi dan bisa membuktikan bahwa dirinya hebat. “Hebatnya perempuan itu bukan hanya karena (mampu) multitasking, tapi juga memiliki jiwa endurance, persistent dan ini tidak hanya didapat dari (pendidikan) formal tapi juga informal, dari kehidupan kita sehari-hari,” kata Rofikoh.

Peringatan Hari Kartini oleh BRI juga masih berlanjut pada hari Kamis (22/04) pada kegiatan Sharing Session Bersama kaum difabel yang bertajuk “Kartini Milenial, Generasi Penerus Bangsa Turut Membangun SDM Unggul Indonesia Maju”. Sharing session bersama Yayasan Skills For Life yang diselenggarakan oleh Srikandi BRI ini diharapkan akan memberikan inspirasi bagi para Kartini Milenial masa kini untuk meneladani semangat Kartini untuk meningkatkan martabat, hak dan kesejahteraan para penyandang disabilitas.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement