Jawaban Rasul Ketika Ditanya Utang Puasa Orang Meninggal

Rep: Ali Yusuf/ Red: Esthi Maharani

Kamis 22 Apr 2021 14:19 WIB

Ilustrasi Berpuasa Foto: Prayogi/Republika Ilustrasi Berpuasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan rutin yang dilakukan Rasulullah SAW di Masjid Nabawi Madinah, saat Ramadhan tidak hanya dihadiri kaum pria. Banyak kaum perempuan yang hadir dalam pertemuan tersebut.

"Mereka pun dengan penuh semangat menimba ilmu dan pengalaman serta menerima arahan dari beliau tentang puasa," kata Syekh Ahmad Rofi Usmani dalama bukunya "Pesona Ibadah Haji"

Saat Rasulullah SAW sedang menyampaikan ilmunya, dengan tiba-tiba seorang perempuan datang ke majelis Rasulullah. Setelah mengucapkan salam kepada beliau dan orang-orang yang hadir, perempuan yang ternyata berasal dari suku Juhainah itu berkata kepada beliau.

"Wahai Rasulullah! Aku sangat mencintai Ibuku. Suatu ketika aku memberi ibuku seorang sahaya perempuan, tapi baru-baru ini ibuku meninggal dunia."

"Engkau anak yang baik engkau pasti mendapatkan pahala dan sahaya perempuan itu menjadi milikmu kembali sebagai harta warisan," jawab beliau.

"Wahai Rasulullah! Bolehkah aku mengajukan pertanyaan lain? Ucapan perempuan itu. Kali ini dia tampak ragu dan khawatir beliau tak menjawab pertanyaannya.

"Silakan! Tak usah ragu, kemukakan kepadaku segala hal yang ingin engkau tanyakan kepadaku," jawab beliau dengan sangat ramah dan santun.

"Wahai Rasul! Ibuku mempunyai utang puasa. Sebulan lamanya. Apakah aku boleh berpuasa atas nama ibuku?" tanya perempuan itu penuh rasa ingin tahu.

"Berpuasalah atas nama ibumu," jawab beliau dengan sangat ramah dan santun.

"Wahai Rasulullah, ibuku juga pernah bernazar akan melaksanakan haji, tapi dia meninggal dunia sebelum melaksanakannya. Bolehkah aku naik haji atas nama ibuku?" tanya perempuan itu lebih lanjut.

"Silakan naik haji lah engkau atas nama ibumu. Bukankah andaikan dia memiliki utang, engkau akan melunasinya?" Karena itu tunaikan utang kepada Allah sebab, utang kepadanya lebih patut ditunaikan" jawab beliau tetap dengan sangat ramah.

Betapa lega perempuan itu mendengar jawaban-jawaban Rasul. Setelah menerima jawaban atas semua pertanyaan wanita itu pun segera mohon diri pamit keluar dari majelis.