Kamis 22 Apr 2021 12:58 WIB

Kuartal I 2021, BTN Salurkan Kredit Rp 261,34 Triliun

KPR subsidi menjadi penyumbang terbesar penyaluran kredit BTN.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Petugas melayani nasabah yang ingin mengajukan kredit perumahan rakyat (KPR) di kantor pusat BTN di Jalan Gajah Mada Nomor 1, Jakarta Pusat.
Foto: Foto Dok BTN
Petugas melayani nasabah yang ingin mengajukan kredit perumahan rakyat (KPR) di kantor pusat BTN di Jalan Gajah Mada Nomor 1, Jakarta Pusat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencatatkan penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp 261,34 triliun per kuartal satu 2021. Realisasi ini naik 3,19 persen dari Rp 253,25 triliun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan KPR subsidi menjadi penyumbang terbesar penyaluran kredit perseroan. Tercatat KPR subsidi naik 9,04 persen menjadi Rp 122,96 triliun, KPR Non-subsidi naik tipis 0,2 persen menjadi Rp 80,15 triliun pada akhir Maret 2021. 

Baca Juga

“Secara total, pertumbuhan kredit segmen perumahan tumbuh sebesar 3,23 persen menjadi Rp 236,57 triliun,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Kamis (22/4).

Kemudian, kredit segmen non-perumahan tumbuh 2,87 persen menjadi Rp 24,76 triliun. Adapun pertumbuhan tersebut ditopang kenaikan segmen kredit konsumer dan kredit korporasi tumbuh masing-masing sebesar 9,43 persen dan 7,44 persen.

“Penyaluran kredit juga terus diiringi dengan perbaikan kualitas kredit,” ucapnya.

Tercatat per kuartal satu 2021, perseroan mencatatkan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) posisi 1,94 persen. Adapun posisi tersebut turun 44 basis poin (bps) dari 2,38 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Perseroan juga tetap memupuk cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) menjadi sebesar 115,93 persen per Maret 2021 atau naik. 1.027 bps.

Sementara Direktur Wholesale Risk and Asset Management BTN Elisabeth Novie Riswanti menambahkan perseroan fokus untuk memperbaiki kualitas kredit guna menekan NPL. 

“Kami berupaya memperbaiki kualitas kredit dengan mengoptimalkan penagihan, mempercepat penjualan aset, termasuk bekerja sama dengan perusahaan manajemen aset,” ucapnya.

Direktur Distribution and Retail Funding BTN Jasmin mengatakan per 31 Maret 2021, perseroan mencatatkan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 33,01 persen menjadi Rp 294,91 triliun. Adapun kenaikan DPK juga terpantau melaju di atas rata-rata penghimpunan DPK perbankan nasional yang melaju level 11 persen per Januari 2021.

Rekam keuangan BTN menunjukkan peningkatan DPK tersebut disumbang kenaikan penghimpunan giro, tabungan, dan deposito masing-masing tumbuh sebesar 33,91 persen, 4,29 persen, dan 41,44 persen. Adanya kenaikan simpanan masyarakat tersebut, loan to deposit ratio (LDR) juga turun sebesar 2.561 bps ke level 88,62 persen per Maret 2021.

BTN mencatatkan lonjakan aset pada level 21,92 persen menjadi Rp 375,73 triliun per kuartal satu 2021. Adapun laju peningkatan aset tersebut juga berada di atas rata-rata peningkatan aset nasional sebesar tujuh persen per Januari 2021.

“Bagi kami, pertumbuhan yang berkelanjutan merupakan hal utama, sehingga kami berupaya mengoptimalkan kualitas aset yang kami miliki,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement