Kamis 22 Apr 2021 11:39 WIB

Rusia Pamit dari Misi Stasiun Luar Angkasa Internasional

Rusia telah 20 tahun menduduki pos penelitian orbital yang menua itu.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
Foto selebaran yang disediakan oleh Perusahaan Luar Angkasa Negara Rusia ROSCOSMOS menunjukkan anggota ekspedisi Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) 64, kosmounaut Roscosmos Sergey Ryzhikov (bawah), Austranaut Kathleen Rubins (tengah) NASA, dan kosmounaut Roscosmos Sergey Kud-Sverchkov (atas ) naik pesawat ruang angkasa Soyuz MS-17 di Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan, 14 Oktober 2020.
Foto: EPA-EFE/ANDREY SHELEPIN/GCTC/ROSCOSMOS
Foto selebaran yang disediakan oleh Perusahaan Luar Angkasa Negara Rusia ROSCOSMOS menunjukkan anggota ekspedisi Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) 64, kosmounaut Roscosmos Sergey Ryzhikov (bawah), Austranaut Kathleen Rubins (tengah) NASA, dan kosmounaut Roscosmos Sergey Kud-Sverchkov (atas ) naik pesawat ruang angkasa Soyuz MS-17 di Baikonur Cosmodrome, Kazakhstan, 14 Oktober 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kepala lembaga antariksa negara Rusia Roscosmos Dmitry Rogozin telah mengonfirmasi negaranya akan menarik diri dari misi Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Rusia telah 20 tahun menduduki pos penelitian orbital yang menua itu.

Keputusan Rusia menjadi akhir dari kerja sama antar negara selama puluhan tahun di luar angkasa. Langkah ini juga memutuskan hubungan signifikan antara upaya luar angkasa Rusia dan seluruh dunia, khususnya NASA dan Badan Antariksa Eropa.

Baca Juga

"Kami sedang memulai negosiasi dengan mitra NASA, kami berusaha memformulasikannya," kata Rogozin kepada wartawan, seperti dikutip dari Futurism pada Kamis (22/4).

"Ini tidak berarti bahwa ISS akan dibongkar dan dibuang ke laut segera setelah tahun 2025. Kami hanya akan menyerahkan tanggung jawab kami kepada para mitra," lanjut Rogozin.

Kabar ini muncul setelah video yang diunggah ke Twitter oleh Rogozin pada hari Selasa lalu menunjukkan pembangunan modul pertama stasiun luar angkasa Rusia sendiri, yang dijadwalkan akan diluncurkan ke orbit dalam dekade berikutnya.

"Jika kami berhasil mengorbit (stasiun luar angkasa) pada tahun 2030, sesuai dengan rencana kami, itu akan menjadi terobosan besar," ujarRogozin.

Setelah penelitian selama beberapa dekade, ISS menunjukkan kerusakan yang signifikan. Saat rumor beredar akhir pekan lalu bahwa Rusia sedang mempertimbangkan untuk istirahat, Wakil Perdana Menteri Rusia Yury Borisov mengatakan kondisi ISS jauh dari yang diharapkan.

"Laporan malfungsi menjadi lebih sering baru-baru ini," ucap Borisov.

Berita tersebut menandai babak baru bagi Rusia yang menjauhkan diri dari negara lain dalam hal penelitian luar angkasa. Rusia juga baru-baru ini menandatangani perjanjian dengan China untuk membangun stasiun terpisah di orbit bulan setelah menolak tawaran untuk mengembangkan Gateway, stasiun dengan tujuan serupa, dengan NASA.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement