Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dian Meilatifah

Permasalahan Pembelajaran Pada Saat Pandemi

Eduaksi | Saturday, 17 Apr 2021, 15:38 WIB

Mewabahnya virus covid-19 ini tentunya berdampak pada banyak sektor, salah satunya yaitu pendidikan. Dimana menteri pendidikan mengeluarkan surat edaran mengenai pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan daring atau dilakukan dirumah saja.

Hal ini tentunya dilakukan untuk mengantisipasi terhadap penyebaran virus corona. Pembelajaran dilakukan dari rumah dengan menggunakan komputer maupun handphone masing-masing sebagai sarana pendukung dalam pembelajaran serta disertai aplikasi untuk pembelajaran. Tentunya hal itu memiliki beberapa kekurangan dan permasalahan yang dihadapi siswa, orang tua maupun dari pendidik sendiri.

Permasalahan tersebut akan menjadi penghalang untuk mencapai tujuan dalam dunia pendidikan dan menghambat proses pembelajaran. Kesulitan yang terjadi membuat proses pembelajaran menjadi terhambat. Kesulitan bukan hanya dari siswa tetapi juga alat untuk belajar seperti hp, sinyal karena berada di pelosok desa dan juga sebagian besar orang tua dari para siswa yaitu berprofesi sebagai petani, sehingga tidak semuanya memiliki hp yang standar sekarang ini.

Juga kuota yang tidak semua orang membelinya sehingga menunggu kuota bantuan dari pemerintah, tugas yang dikirim pagi pun belum tentu bisa langsung diterima, hal itu karena terhambat oleh adanya sinyal yang kadang stabil dan kadang tidak, terlebih lagi ketika cuaca yang buruk membuat sinya menjadi terhambat serta orang tua yang mungkin mengabaikan atau menund-nunda untuk membuka tugas tersebut dan menunggu guru untuk mengingatkan kembali bahwa terdapat tugas.

Permasalahan ipa tentunya pada tingkat pemahaman mereka yang kurang, karena kebiasaan dari pelajaran ipa, mereka biasa praktik di lapangan atau menggunakan alat peraga, misal pembelajaran kerangka tubuh manusia, guru menyajikan pembelajaran dengan tengkorak, sehingga siswa lebih mudah memahaminya. Untuk pembelaran ipa lebih baiknya dilakukan dengan tatap muka karena pemahamannya lebih sulit dan juga pembelajaran ipa lebih banyak pada prakteknya, sehingga jika pembelajaran daring akan menjadi terhambat dan susah, siswa kurang betul memahami dan menyerap pembelajaran dibandingkan dengan pembelajaran luring atau tatap muka.

Jika siswa tidak memahami dengan pembelajaran yang diberikan, siswa cenderung malas untuk mempelaji kembali dan ketika ada tugas, mereka mengumpulkan tugasnya terlambat hanya beberapa siswa yang mengumpulkan tugas dengan tepat waktu dan kebanyakan dari siswa yang mengerjakan itu orang tuanya, mereka menyerahkan tugasnya kepada orang tuanya, dan mereka bermain sampai lupa waktu, tentunya hal itu kurang baik dilakukan dan membuat siswa menjadi malas serta tidak mengerti apa yang ia pelajari.

Sebagian dari mereka menyukai pelajaran ipa, hal itu dilihat dari nilai yang mereka dapatkan dan tugas yang diberikan, karena mereka menyukai pembelajaran praktek dan pembelajaran yang menggunaan media pembelajaran pada saat pelajaran sedang berlangsung daripada hanya diberi tugas oleh guru dan pelajaran ceramah yang cenderung siswa menjadi bosan. Pada masa saat ini mungkin pembelajaran seperti itu bisa dengan membuat ppt interaktif atau video yang menarik menganai pembelajaan atau materi yang sedang diajarkan, sehingga memudahkan siswa untuk memahami materi yang diberikan, meskipun pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka, tetapi siswa bisa merasakannya seperti sekolah dengan tatap muka.

Dari permasalahan yang terjadi tenrunya para guru memiliki strategi dan metode dalam mengatasi permasalahan yang dialaminya, metodenya menggunakan aplikasi WA yaitu cara yang paling mudah dilakukan, dengan membuat grup sehingga guru bisa mengontrol siswa dan bisa mengeshare materi pembelajaran dan mengabsen dengan video call, hal itu dilakukan supaya kita tau apakah siswa sudah siap untuk belajar atau masih tidur, hal ini menerapkan untuk disiplin siswa.Google form dengan berkelompok karena terkendala sinyal sehingga dilakkan dengan berkelompok untuk mempermudah dalam pengisian google form tersebut. Guru kunjung dengan seminggu sekali. Siswa paling menyukai dengan guru kunjung karena mereka seperti sekolah nyata dan berada di sekolahan, tentunya hal itu tidak menyulitkan guru karena rumah tempat tinggal mereka berdekatan dan bisa untuk mengobati rasa kerinduan mereka terhadap sekolah tatap muka.

Guru berkunjung dengan 1 sampe 2 jam satu minggu sekali. Dari kasus tersebut tentunya ada tenaga pendidik yang hebat, karena mereka tau para guru dituntut untuk lebih banyak sabar terhadap siswa dan wali siswa karena mereka menuntut untuk tatap muka, namun kondisi yang belum memungkinkan dan mengikuti aturan pemerintah maka guru inisiatif untuk guru kunjung kerumah siswa dengan satu minggu sekali.Mewabahnya virus covid-19 ini tentunya berdampak pada banyak sektor, salah satunya yaitu pendidikan. Dimana menteri pendidikan mengeluarkan surat edaran mengenai pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan daring atau dilakukan dirumah saja. Hal ini tentunya dilakukan untuk mengantisipasi terhadap penyebaran virus corona.

Pembelajaran dilakukan dari rumah dengan menggunakan komputer maupun handphone masing-masing sebagai sarana pendukung dalam pembelajaran serta disertai aplikasi untuk pembelajaran. Tentunya hal itu memiliki beberapa kekurangan dan permasalahan yang dihadapi siswa, orang tua maupun dari pendidik sendiri. Permasalahan tersebut akan menjadi penghalang untuk mencapai tujuan dalam dunia pendidikan dan menghambat proses pembelajaran. Kesulitan yang terjadi membuat proses pembelajaran menjadi terhambat. Kesulitan bukan hanya dari siswa tetapi juga alat untuk belajar seperti hp, sinyal karena berada di pelosok desa dan juga sebagian besar orang tua dari para siswa yaitu berprofesi sebagai petani, sehingga tidak semuanya memiliki hp yang standar sekarang ini. Juga kuota yang tidak semua orang membelinya sehingga menunggu kuota bantuan dari pemerintah, tugas yang dikirim pagi pun belum tentu bisa langsung diterima, hal itu karena terhambat oleh adanya sinyal yang kadang stabil dan kadang tidak, terlebih lagi ketika cuaca yang buruk membuat sinya menjadi terhambat serta orang tua yang mungkin mengabaikan atau menund-nunda untuk membuka tugas tersebut dan menunggu guru untuk mengingatkan kembali bahwa terdapat tugas. Permasalahan ipa tentunya pada tingkat pemahaman mereka yang kurang, karena kebiasaan dari pelajaran ipa, mereka biasa praktik di lapangan atau menggunakan alat peraga, misal pembelajaran kerangka tubuh manusia, guru menyajikan pembelajaran dengan tengkorak, sehingga siswa lebih mudah memahaminya. Untuk pembelaran ipa lebih baiknya dilakukan dengan tatap muka karena pemahamannya lebih sulit dan juga pembelajaran ipa lebih banyak pada prakteknya, sehingga jika pembelajaran daring akan menjadi terhambat dan susah, siswa kurang betul memahami dan menyerap pembelajaran dibandingkan dengan pembelajaran luring atau tatap muka. Jika siswa tidak memahami dengan pembelajaran yang diberikan, siswa cenderung malas untuk mempelaji kembali dan ketika ada tugas, mereka mengumpulkan tugasnya terlambat hanya beberapa siswa yang mengumpulkan tugas dengan tepat waktu dan kebanyakan dari siswa yang mengerjakan itu orang tuanya, mereka menyerahkan tugasnya kepada orang tuanya, dan mereka bermain sampai lupa waktu, tentunya hal itu kurang baik dilakukan dan membuat siswa menjadi malas serta tidak mengerti apa yang ia pelajari. Sebagian dari mereka menyukai pelajaran ipa, hal itu dilihat dari nilai yang mereka dapatkan dan tugas yang diberikan, karena mereka menyukai pembelajaran praktek dan pembelajaran yang menggunaan media pembelajaran pada saat pelajaran sedang berlangsung daripada hanya diberi tugas oleh guru dan pelajaran ceramah yang cenderung siswa menjadi bosan. Pada masa saat ini mungkin pembelajaran seperti itu bisa dengan membuat ppt interaktif atau video yang menarik menganai pembelajaan atau materi yang sedang diajarkan, sehingga memudahkan siswa untuk memahami materi yang diberikan, meskipun pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka, tetapi siswa bisa merasakannya seperti sekolah dengan tatap muka. Dari permasalahan yang terjadi tenrunya para guru memiliki strategi dan metode dalam mengatasi permasalahan yang dialaminya, metodenya menggunakan aplikasi WA yaitu cara yang paling mudah dilakukan, dengan membuat grup sehingga guru bisa mengontrol siswa dan bisa mengeshare materi pembelajaran dan mengabsen dengan video call, hal itu dilakukan supaya kita tau apakah siswa sudah siap untuk belajar atau masih tidur, hal ini menerapkan untuk disiplin siswa.Google form dengan berkelompok karena terkendala sinyal sehingga dilakkan dengan berkelompok untuk mempermudah dalam pengisian google form tersebut. Guru kunjung dengan seminggu sekali. Siswa paling menyukai dengan guru kunjung karena mereka seperti sekolah nyata dan berada di sekolahan, tentunya hal itu tidak menyulitkan guru karena rumah tempat tinggal mereka berdekatan dan bisa untuk mengobati rasa kerinduan mereka terhadap sekolah tatap muka. Guru berkunjung dengan 1 sampe 2 jam satu minggu sekali. Dari kasus tersebut tentunya ada tenaga pendidik yang hebat, karena mereka tau para guru dituntut untuk lebih banyak sabar terhadap siswa dan wali siswa karena mereka menuntut untuk tatap muka, namun kondisi yang belum memungkinkan dan mengikuti aturan pemerintah maka guru inisiatif untuk guru kunjung kerumah siswa dengan satu minggu sekali.

Nama : Dian Meilatifah

Jurusan : PGSD

Instansi : Universitas Muhammdiyah Purworejo

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image