Kamis 22 Apr 2021 02:22 WIB

Petani Optimistis Target Produksi Jagung Tercapai

Tahun ini ditargetkan produksi jagung 22,5 juta ton.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah petani muda memanen jagung saat peluncuran program Millenial Smartfarming di Desa Narawita, Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (10/3). Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) optimistis produksi jagung sebanyak 22,5 juta ton tahun ini bisa tercapai.
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Sejumlah petani muda memanen jagung saat peluncuran program Millenial Smartfarming di Desa Narawita, Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (10/3). Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) optimistis produksi jagung sebanyak 22,5 juta ton tahun ini bisa tercapai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) optimistis produksi jagung sebanyak 22,5 juta ton tahun ini bisa tercapai. Target tersebut dinilai wajar sehingga kemampuan produksi bisa mengimbangi.

"Saya rasa target itu realistis, karena tahun 2018-2020 pemerintah sempat menargetkan produksi 30 juta ton, jadi angka 22,5 juta ton saya kira bisa," kata Sholahuddin kepada Republika.co.id, Rabu (21/4).

Hanya saja, Sholahuddin, mengingatkan wilayah Indonesia sangat luas dan berbentuk kepulauan. Hal itu memerlukan waktu dalam proses pendistribusian jagung antar wilayah. Selain itu, biaya logistik turut mempengaruhi harga jagung yang diterima oleh pabrikan maupun konsumen.

Ia menambahkan, pengawalan yang dilakukan Kementan terhadap komoditas jagung hingga saat ini tidak ada perubahan. Sekalipun Kementan membentuk Kostratani hingga ke tingkat kecamatan. Menurutnya, lembaga-lembaga yang dibentuk Kementan hanya berubah nama dari tahun ke tahun sementara sumber daya manusia yang tersedia tetap sama.

"Saya kira tidak ada gerakan yang berubah, tetap yang menjadi ujung tombak adalah penyuluhnya," kata Sholahuddin.

Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan produksi jagung tahun 2021 bisa mencapai 22,5 juta ton. Jumlah itu dinilai sangat cukup untuk kebutuhan industri pakan unggas dalam negeri.

Kepala Subdirektorat Mutu dan Standardisasi, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Muhammad Gazali, mengatakan, target produksi itu dikejar dengan target luas tanam 4,2 juta hektare (ha), luas panen 4,1 juta ha, serta produktivitas 5,4 juta ton.

"Namun, jagung diproduksi pada waktu-waktu tertentu dan hanya terpusat di beberapa provinsi," kata Gazali dalam webinar Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi, Selasa (20/4).

Gazali mengatakan, provinsi yang menjadi sentra jagung hanya berada di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, Pulau Jawa, Sulawesi Selatan, Gorontalo, serta Nusa Tenggara Barat. Adapun waktu puncak produksi berada pada periode Januari-April.

Lantaran pusat produksi dan waktu produksi yang terpusat, perlu ada pengembangan sentra-sentra baru. Hal itu dinilai menjadi satu-satunya cara agar ada manajamen stok dan suplai yang lebih memadai. Pasalnya, kebutuhan jagung terus sepanjang tahun.

Gazali mengatakan, untuk mencapai target itu, Kementan menargetkan penanaman jagung per bulan minimal 300 ribu per hektare. Selain dengan terus melakukan penambahan area penanaman serta berbagai insentif bagi petani untuk mendorong penanaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement