Rabu 21 Apr 2021 12:39 WIB

Laba Melonjak, Emiten Perkebunan SSMS Bayar THR Lebih Awal

Pembayaran THR untuk karyawan lebih awal dari H-7 Lebaran tahun 2021.

Perusahaan diminta untuk melakukan pembayaran Tunjangan Hari Raya maksimal h-7 lebaran.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Perusahaan diminta untuk melakukan pembayaran Tunjangan Hari Raya maksimal h-7 lebaran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Emiten perkebunan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) berkomitmen akan membayarkan tunjangan hari raya (THR) 2021 kepada karyawannya lebih awal. Hal ini seiring laba perseroan yang melonjak pada 2020.

"Ini komitmen perusahaan yang sudah bertekad bertumbuh bersama karyawan. Karyawan adalah aset. Karena kondisi perusahaan memungkinkan, kami membayarkan THR lebih awal, agar bisa digunakan para karyawan dan keluarga sebaik-baiknya," kata Direktur Keuangan SSMS Hartono Jap di Jakarta, Rabu (21/4).

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menetapkan THR pada Hari Raya Idul Fitri tahun ini harus dibayar secara penuh dan tepat waktu oleh pengusaha kepada para tenaga kerjanya. Kemenaker mewajibkan pembayaran tunjangan hari raya (THR) dilakukan secara penuh sepekan sebelum atau pada H-7 Lebaran. Hal itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor M/6/HK.04/IV/2021 tentang Pelaksanaan Pemberian THR Keagamaan Tahun 2021 Bagi Pekerja atau Buruh di Perusahaan. 

Kemenaker sudah berdiskusi tripartit nasional dan Dewan Pengupahan Nasional serta berkomunikasi intensif dengan para serikat pengusaha dan buruh dalam kesepahaman soal THR 2021. Hartono mengatakan, komitmen perseroan melakukan pembayaran THR untuk karyawan yang lebih awal dari H-7 Lebaran tahun 2021 itu juga mengindikasikan kinerja keuangan SSMS yang tetap terjaga positif.

"Sekaligus menegaskan manajemen perusahaan bisa menjaga performance di tengah badai pandemi Covid-19 yang memasuki tahun kedua. Meski kondisi eksternal lumayan berat, perseroan dapat mencetak laba menjanjikan," ujar Hartono.

Perekonomian global pada 2020 dihadapkan dengan guncangan keras akibat pandemi Covid-19. Penyebaran virus yang dikabarkan berasal dari Wuhan, Hubei, China itu, tidak menjadi halangan untuk terus menjaga stabilitas operasional dan keuangan dalam meningkatkan performa perusahaan.

Hartono mengatakan, perusahaan yang berkantor pusat di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah itu, mengedepankan sinergi antarlini. Sehingga, terjalin harmonisasi yang membuat perseroan semakin kuat menghadapi situasi sepanjang 2020.

SSMS mencatatkan peningkatan pendapatan 22,4 persen sepanjang 2020. Berdasarkan laporan keuangan 2020, pendapatan SSMS bertambah dari Rp 3,28 triliun pada 2019 menjadi Rp 4,01 triliun pada 2020. Sementara itu laba bersih perseroan meningkat signifikan sampai 4.836,9 persen year on year (yoy) pada tahun lalu.

"Laba bersih SSMS pada tahun 2019 hanya Rp 11,68 miliar. Bandingkanlah dengan keuntungan pada tahun 2020 yang mencapai Rp 576,63 miliar," ujar Hartono.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement