Rabu 21 Apr 2021 12:28 WIB

Milad Fikom, Unisba Gelar Pelatihan ke Dosen Hadapi Hoaks 

Konsumsi internet yang tak diimbangi peningkatan literasi menurunkan daya kritis.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Ketua Tim PKM Milad Fikom Unisba ke 38, Erik Setiawan mengatakan, memasuki gelaran kedua rangkaian acara Milad Fikom Unisba ke 38, Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba berkerja sama dengan Tular Nalar Mafindo mengadakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang bertajuk  “Berpikir Kritis Berhadapan dengan Hoax Kesehatan Semasa Pandemi”.
Foto: Fikom Unisba
Ketua Tim PKM Milad Fikom Unisba ke 38, Erik Setiawan mengatakan, memasuki gelaran kedua rangkaian acara Milad Fikom Unisba ke 38, Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba berkerja sama dengan Tular Nalar Mafindo mengadakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang bertajuk “Berpikir Kritis Berhadapan dengan Hoax Kesehatan Semasa Pandemi”.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Berita hoaks terkait Covid 19, masih marak. Berdasarkan data Kominfo Temuan Hoaks Covid-19 hingga 6 April 2021 ada 1.513. Yakni, hoaks vaksin sebanyak 157. Total sebarannya ada di 2.987 dengan jumlah kasus yang diproses secara hukum sebanyak 113 kasus.

Oleh karena itu, menurut Ketua Tim PKM Milad Fikom Unisba ke 38, Erik Setiawan, memasuki gelaran kedua rangkaian acara Milad Fikom Unisba ke 38, Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba berkerja sama dengan Tular Nalar Mafindo mengadakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang bertajuk  “Berpikir Kritis Berhadapan dengan Hoax Kesehatan Semasa Pandemi”.  

Menurutnya, kegiatan tersebut diisi oleh fasilitator dari Tular Nalar, Santi Indra Astuti, S.Sos., M.Si dan Dr. Rita Gani, M.Si ini. Tujuannya, untuk memberikan informasi dan membuka cakrawala peserta agar dapat berpikir kritis dalam menghadapi hoaks kesehatan semasa pandemi. 

"Selain itu juga kegiatan ini dimaksudkan untuk melatih peserta dalam merubah pola pikir, agar lebih kritis dalam menghadapi persoalan yang ada," ujar Erik, Rabu (21/4).

Hal tersebut terjadi, kata dia, karena disadari atau tidak, kurangnya informasi, keterbatasan daya jangkau masyarakat dalam mengakses berbagai materi literasi, dan meningkatnya konsumsi internet yang tidak diimbangi dengan peningkatan literasi berdampak pada menurunnya daya kritis masyarakat dalam menyikapi berbagai informasi yang ada. 

"Tantangan tersebut menggugah kami para akdemisi untuk turut andil dalam mencari solusi atas permasalah yang muncul," katanya.

Tular Nalar yang memiliki tagline “Bukan sekedar paham” ini, kata dia, memberikan pelatihan pada para peserta selama 2 jam secara online pada tanggal 20 April 2021. Pelatihan ini terbagi menjadi dua sesi yaitu Sesi Pagi yang diperuntukan untuk masyarakat umum dan sesi siang yang diperuntukkan untuk dosen internal. 

Melalui pelatihan internal, kata dia, diharapkan para dosen akan mentransferkan ilmu yang didapat kepada mahasiswa di kelas dan dapat melahirkan generasi-genarasi yang tahu, tanggap dan tangguh dalam merespon berbagai informasi yang diterima. 

Menurutnya, melalui kegiatan ini Unisba ingin berkontribusi di masa pandemi ini. Yakni, dengan mencegah berbagai isu hoaks kesehatan berkembang di masyarakat.

"Dair sisi akdemisi ini sebagai bentuk ikhtiar meningkatkan literasi di masyarakat agar semua bisa menyaring informasi hoaks. Ini tak bisa diserahkan pada satu pihak pendidikan saja. Mahasiswa dan kampus jadi agent yang mengarah ke perubahan," paparnya. 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement