Rabu 21 Apr 2021 12:04 WIB

MI: Diversifikasi Aset Penting di Tengah Volatilitas Pasar

Reksa dana campuran bisa menjadi salah satu pilihan bagi investor.

Manajemen keuangan dan investasi (ilustrasi). Perusahaan Manajer Investasi (MI) Syailendra Capital menyatakan pentingnya diversifikasi aset bagi para investor di tengah volatilitas pasar saham yang tinggi.
Foto: Republika/Prayogi
Manajemen keuangan dan investasi (ilustrasi). Perusahaan Manajer Investasi (MI) Syailendra Capital menyatakan pentingnya diversifikasi aset bagi para investor di tengah volatilitas pasar saham yang tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Manajer Investasi (MI) Syailendra Capital menyatakan pentingnya diversifikasi aset bagi para investor di tengah volatilitas pasar saham yang tinggi. Diversifikasi kelas aset terbukti memberikan kinerja yang lebih baik dibanding investasi pada saham (LQ45).

"Kami melakukan simulasi portfolio yang terdiversifikasi selama sepuluh tahun terakhir. Diversifikasi kelas aset terbukti memberikan kinerja yang lebih baik dibanding investasi pada saham (LQ45). Terlepas dari besar porsi yang dialokasikan pada ekuitas, obligasi, dan pasar uang, ketiga skenario memberikan kinerja di atas indeks saham maupun deposito," kata Presiden Direktur Syailendra Capital Fajar R Hidayat melalui keterangan di Jakarta, Rabu (21/4).

Menurut Fajar, reksa dana campuran bisa menjadi salah satu pilihan bagi investor karena dinilai memiliki alokasi seimbang pada setiap instrumen baik itu saham, obligasi, maupun pasar uang. Manajer investasi pun bisa leluasa mengatur alokasi instrumen dengan lebih fleksibel.

Misalnya ketika pasar saham sedang naik atau bullish, maka sebagian besar dana akan ditempatkan ke saham. Dengan fleksibilitas yang bisa dilakukan oleh MI pada reksa dana campuran, maka MI bisa mengatur strategi yang lebih fleksibel agar performa reksa dana bisa mengalahkan indeks acuan. Artinya, MI bisa mengubah strategi alokasi instrumen dengan aktif sesuai perkembangan pasar.

Ia mengatakan, keleluasaan reksa dana campuran tidak dimiliki reksa dana jenis lain yang memiliki ketentuan minimum untuk berinvestasi pada instrumen sesuai dengan jenis reksadananya. Akibatnya, fleksibilitas manajer investasi menjadi berkurang dan salah satu penyebab mengapa banyak reksa dana sulit mengalahkan indeks.

Syailendra Capital sendiri memiliki reksa dana campuran yaitu Syailendra Balance Opportunity Fund. Per 16 April 2021, imbal hasil (yield) tiga bulan reksadana tersebut mencapai 17,7 persen dan enam bulan mencapai 17,58 persen.

"Yield setahun terakhir memang agak menurun sekitar 6,92 persen. Tapi masih lebih bagus dibandingkan reksa dana lain yang minus. Jika sejak diterbitkan, reksadana ini mencetak yield 166,2 persen," ujar Fajar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement