Rabu 21 Apr 2021 10:00 WIB

Doa Terbaik Untuk Dipanjatkan Menurut Syekh Ibnu Athaillah

Syekh Ibnu Athaillah menyebutkan doa terbaik untuk dipanjatkan.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Doa Terbaik Untuk Dipanjatkan Menurut Syekh Athaillah. Foto: Berdoa (Ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Doa Terbaik Untuk Dipanjatkan Menurut Syekh Athaillah. Foto: Berdoa (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syekh Ibnu Athaillah dalam Kitab Al-Hikam menjelaskan tentang doa yang terbaik untuk dipanjatkan kepada Allah SWT. Menurutnya doa yang terbaik adalah doa agar diri ini mampu menjalankan perintah Allah.

"Sebaik-baik permohonan yang kamu panjatkan kepada Allah adalah apa yang dituntut Allah untuk kamu lakukan." (Syekh Atha'illah, Al-Hikam)

Baca Juga

Ustaz Bahreisy menjelaskan maksud Syekh Atha'illah. Ia menerangkan bahwa doa terbaik yang dipanjatkan kepada Allah adalah meminta diri ini tetap beriman, patuh atau taat pada semua perintah Allah dan larangan Allah, serta istiqomah dalam mengabdikan diri kepada Allah.

Itulah doa terbaik yang harus dipanjatkan kepada Allah. Demi kebaikan diri ini di dunia dan akhirat. Sebab jika doa ini dikabulkan Allah, maka akan menjadi kebahagiaan yang tiada tara bandingannya.

Menurut Ustaz Bahreisy doa yang baik seperti ini, "Ya Allah aku mohon kepada-Mu, ridho-Mu dan surga, dan aku berlindung kepada-Mu dari murka-Mu dan api neraka."

Syekh Atha'illah juga menyampaikan tanda-tanda Allah telah memberikan nikmat lahir dan batin kepada seorang hamba. Salah satu tandanya merasa puas saat taat melakukan ibadah kepada Allah dan merasa cukup atau kaya dengan bersandar hanya kepada Allah.

"Apabila Allah telah memberi rezeki kepada kamu berupa perasaan puas melakukan taat ibadah kepada Allah, dan merasa cukup kaya dengan Allah dalam hati kamu sehingga benar-benar tidak ada sandaran bagi kamu kecuali Allah. Maka ketahuilah bahwa Allah telah melimpahkan kepada kamu nikmat lahir dan batin." (Syekh Atha'illah, Al-Hikam)

Terjemah Al-Hikam karya Ustaz Bahreisy menambahkan penjelasan Syekh Atha'illah. Ia mengatakan, seorang hamba dituntut dua macam, yaitu menuruti perintah Allah dan meninggalkan yang dilarang oleh Allah. Serta bersandar atau hanya berharap kepada Allah dalam batinnya. Menurutnya, siapa pun yang diberi rezeki seperti itu oleh Allah, berarti telah menerima karunia dan nikmat dari Allah yang lengkap untuk lahir dan batinnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement