Selasa 20 Apr 2021 18:33 WIB

Shearer: Arsenal dan Spurs Bukan Klub Elite

Shearer jijik dengan proyek Liga Super Eropa.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Tampilan jarak dekat dari spanduk saat para penggemar memprotes di luar Elland Road terhadap keputusan Liverpool untuk dimasukkan di antara klub yang berusaha membentuk Liga Super Eropa baru, di Leeds, Inggris, Senin (19/4).
Foto: Zac Goodwin / PA melalui AP
Tampilan jarak dekat dari spanduk saat para penggemar memprotes di luar Elland Road terhadap keputusan Liverpool untuk dimasukkan di antara klub yang berusaha membentuk Liga Super Eropa baru, di Leeds, Inggris, Senin (19/4).

REPUBLIKA.CO.ID, NEWCASTLE -- Legenda sepak bola Inggris Alan Shearer menilai Arsenal dan Tottenham Hotspur bukan klub elite untuk saat ini. Dua klub tersebut tak berada di posisi enam besar klasemen Liga Primer Inggris dan mereka mendaftarkan diri sebagai bagian dari Liga Super Eropa.

Arsenal dan Tottenham adalah dua di antara pendiri Liga Super Eropa yang secara keseluruhan berjumlah 12 klub top Eropa. Klub-klub tersebut terdiri dari enam tim Liga Inggris, tiga klub La Liga dan tiga tim Serie A.

Sebagai pendiri, Arsenal dan Tottenham akan tampil di Liga Super Eropa setiap musim bersama klub Inggris lainnya yaitu Manchester United, Manchester City, Liverpool dan Chelsea. 

Mereka berharap mendapatkan pendapatan besar dari kompetisi tersebut. Namun Liga Super Eropa mendapatkan kecamana keras dari berbagai kalangan.

Shearer salah satu orang yang mengecam semua klub yang terlibat. Ia menilai mereka adalah klub-klub serakah dan tak menghormati fan, sejarah sepak bola dan olahraga secara keseluruhan. Ia juga menegaskan Arsenal dan Tottenham bukan klub elite sebagaimana yang disebut-sebut bahwa pendiri kompetisi tersebut adalah klub elit.

"Saya terkejut, terkejut, jijik sekali, dengan pengumuman dari apa yang disebut elite sepak bola Eropa ini,” tulis Shearer di kolom Coralnya, dilansir dari Inside Futbol, Selasa (20/4).

Menurut legenda Newcastle United tersebut, jika mereka mendengarkan fan, ia meragukan klub-klub tersebut akan melakukannya. Reaksi marah fan atas pembentukan kompetisi tersebut akan memberitahu pemilik klub bahwa cara ini tak diinginkan fan baik yang klubnya terlibat maupun tak tidak bergabung.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement