Selasa 20 Apr 2021 15:31 WIB

Sri Mulyani Ungkap Kesulitan UKM Menembus Pasar Global

UMKM memiliki peran besar dalam perekonomian Indonesia.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Keuangan, Sri Mulyani
Foto: ANTARA/PUSPA PERWITASARI
Menteri Keuangan, Sri Mulyani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengungkap sejumlah hambatan yang menjadi kendala bagi para pelaku UMKM untuk menembus pasar ekspor. Padahal UMKM memiliki peran besar dalam perekonomian, seperti menciptakan lapangan kerja.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan ada lima kendala yang menjadi penyebab sulitnya pelaku UMKM untuk menembus pasar global. "Kami memahami UMKM memiliki berbagai persoalan untuk meningkatkan kinerja dan daya saing untuk mendukung ekspor," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani saat acara Memacu Ekspor UKM, secara virtual, Selasa (20/4).

Sri Mulyani merinci kendala pertama minimnya pemahaman legalitas seperti mengenai NPWP, nomor induk usaha, hak kekayaan intelektual (HAKI), izin prosedur ekspor impor, izin usaha, hingga sertifikasi keamanan pangan, serta sertifikasi halal. Menurutnya saat ini pemerintah berupaya melakukan penyederhanaan perizinan bagi para pelaku UMKM, termasuk perizinan untuk ekspor impor.

"Sertifikasi keamanan pangan, sertifikasi halal, dan mahalnya biaya sertifikasi jadi penghalang. Ini merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk menyederhanakan, namun bagi usaha kecil untuk memperhatikan legalitas kegiatan usaha," ucapnya.

Kedua, UMKM memiliki akses yang cukup sulit dalam mendapatkan pembiayaan karena minimnya utilisasi dari program penugasan khusus ekspor. Adanya agunan dan modal yang terbatas, UMKM juga dihadapkan pada masalah suku bunga tinggi dari pembiayaan lembaga keuangan.

“UKM kita memiliki agunan dan modal yang terbatas, selalu dihadapkan pada suku bunga tinggi serta proses dan waktu yang lama dan minimnya akan pembukuan. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan suku bunga bagi usaha kecil menengah. KUR merupakan salah satu contoh, volume dan aktivitas untuk UMKM terus ditingkatkan," ucapnya.

Kemudian persoalan ketiga ,lanjut Sri Mulyani, masalah pendampingan dalam meningkatkan sumber daya alam (SDM) dan tata kelola perusahaan yang sangat menentukan peningkatan daya saing produk. Selanjutnya pada area produksi, minimnya standar produk yang sesuai standar global turut menjadi penghalang UKM menembus pasar global.

“Dari sisi produksi terjadi inkonsistensi dari produksi dan tidak terjadi kontinuitas dari kualitas dan produknya. Hambatan dari sisi kapasitas produksi dan bahan baku menjadi faktor yang berkontribusi pada persoalan produksi,” ucapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement