Selasa 20 Apr 2021 14:50 WIB

Menengok Kampung Mural Kaligrafi di Kota Bandung

Kampung mural kaligrafi muncul karena kegiatan keagamaan yang kental di sekitarnya

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Hiru Muhammad
Sejumlah warga membuat mural kaligrafi di Kampung Wisata Budaya Kaligrafi, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, Jumat (16/4). Warga RW 02 Gang Raden Jibja berswadaya untuk menghias dinding gang dengan mural kaligrafi dari potongan hadits, ayat Alquran, hingga Asmaul Husna untuk menyambut bulan suci Ramadhan 1442 H serta memberikan suasana kampung yang unik dan bernuansa islami. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Sejumlah warga membuat mural kaligrafi di Kampung Wisata Budaya Kaligrafi, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, Jumat (16/4). Warga RW 02 Gang Raden Jibja berswadaya untuk menghias dinding gang dengan mural kaligrafi dari potongan hadits, ayat Alquran, hingga Asmaul Husna untuk menyambut bulan suci Ramadhan 1442 H serta memberikan suasana kampung yang unik dan bernuansa islami. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Berbagai cara dilakukan masyarakat Kota Bandung untuk bisa mengubah kawasan pemukiman padat penduduk yang dianggap kumuh menjadi lebih tertata, nyaman dan membuat betah. Salah satu kelompok masyarakat yang melakukan hal itu adalah warga di gang Raden Jibja di RW 02, Kelurahan Cicaheum, Kecamatan Kiaracondong.

Diinisiasi Ketua RW 02 yang baru, Acep Arman (41) pada satu bulan terakhir, para warga membuat mural kaligrafi di dinding-dinding tembok rumah warga. Alhasil, mural kaligrafi yang memiliki nilai keindahan mengubah wajah pemukiman padat penduduk yang dianggap kumuh menjadi lebih tertata dan enak dipandang.

Saat ditemui, Acep mengatakan ide tentang mural kaligrafi muncul saat akan mengikuti perlombaan yang diselenggarakan oleh instansi pemerintahan. Berbekal dari kondisi lingkungan yang kental dengan kegiatan keagamaan, maka ia bersama rekan-rekan lainnya mengusung konsep kampung mural kaligrafi.

"Di gang (Raden Jibja) ini banyak pengajian, makanya kampung kaligrafi, yang mengerjakan karang taruna, kepemudaan dan pakar kaligrafi, dua orang guru di gang ini," ujarnya, Selasa (20/4).

Ia menuturkan, tiga pekan terakhir pihaknya membuat mural kaligrafi pada dinding-dinding rumah warga berukuran 4x4 meter persegi dan dua dinding yang panjang. Kegiatan dilaksanakan dengan pendanaan swadaya.

"Tiap malam buat muralnya, dari jam 21.00 Wib malam sampai jam 04.00 Wib pagi. Rencana mural mau dibuat dari RT 01 (jalan masuk dari jalan utama) sampai RT 07 di RW 02, kurang lebih 200 meter," ungkapnya.

Acep mengatakan, biaya yang digunakan sudah menghabiskan Rp 15 juta. Kedepan, kegiatan mural akan dilakukan terus menerus dengan tema yang lain seperti tentang budaya Sunda.

Namun, proses pembuatan mural relatif berjalan pelan karena terkendala dana. Meski begitu pihaknya tetap optimis untuk membuat kawasan di gang Raden Jibja lebih tertata, nyaman dan enak dipandang dan masyarakat merasa betah.

"Dampak ke masyarakat, pandangan bagus, nyaman enak suasana kaya di kota santri. Sebelumnya banyak tembok tidak jelas oleh saya disulap, mempercantik, diperbagus biar kelihatan rapi, nyaman, enak semua. Dulu kumuh," ungkapnya.

Ia mengatakan, RW 02 menjadi perwakilan kelurahan dalam ajang perlombaan tersebut. Selain itu, Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana sempat mengunjungi kawasan tersebut beberapa waktu lalu.

Aam Jamaludin, pembuat mural kaligrafi mengaku kemampuan membuat kaligrafi diperoleh saat mondok pesantren di salah satu pesantren di Tasikmalaya. Ia mengatakan, mural kaligrafi dibuat untuk lebih mendekatkan bacaan Alquran dengan masyarakat.

"Kami mencoba menyatukan fungsi kaligrafi yang religi untuk kehidupan masyarakat," katanya. Pihaknya juga ingin mendorong seluruh elemen masyarakat khususnya pemuda untuk terus berkarya.

Ia menyebutkan, beberapa mural kaligrafi yang dibuat dengan jenis kaligrafi kupi motif lurus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement