Selasa 20 Apr 2021 13:51 WIB

Mahasiswa UMM Rancang Sea Water Flow Power Plant

PLTAL termasuk sumber energi yang tidak akan habis.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) merancang alat untuk bidang Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) bernama Sea Water Flow Power Plant. 
Foto: dok. Humas UMM
Mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) merancang alat untuk bidang Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL) bernama Sea Water Flow Power Plant. 

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sejumlah mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil merancang alat untuk bidang Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL). Rancangan alat karya mahasiswa Rifqi Alfareza Aryadi dan Evita Leninda Fahriza ini dinamakan Sea Water Flow Power Plant.

Rifqi mengatakan, pemilihan bidang PLTA didasarkan pada tingginya potensi penggunaan teknologi tersebut di Indonesia. Berbeda dari PLTAL lain, pembangkit buatan timnya menggunakan turbin archimedes. "Ini untuk mengubah energi kinetik menjadi energi listrik," kata dia.

Selain berpotensi besar di Indonesia, PLTAL termasuk sumber energi yang tidak akan habis. Namun PLTAL yang sekarang memiliki beberapa kekurangan terutama di arus laut yang lemah. Oleh sebab itu, Rifqi dan tim memilih turbin archimedes agar PLTAL tetap berfungsi meski berada di arus laut yang lemah.

Mahasiswa kelahiran Lampung ini mengaku pengembangan Sea Water Flow Power Plant tidak mudah. Ada beberapa kendala yang dihadapi timnya ketika merancang alat PLTAL. Salah satunya terkait penentuan rumus untuk mengubah energi kinetik menjadi listrik.

Selain masalah rumus, Rifqi dan tim juga memiliki masalah pada bagian bentuk desain. Tim ingin membuat celah di bagian depan lebih besar dari pada belakang. Hal ini dilakukan agar air bisa masuk ke seluruh bagian depan turbin.

"Dengan bentuk desain yang seperti itu, kami sering melakukan pembaharuan terkait mekanisme kerjanya,” ujarnya, Selasa (20/4).

Berkat karyanya ini, Rifqi dan tim meraih juara satu kategori teknologi pada ajang International Science Technology and Engineering Competition (ISTEC) 2021. Kompetisi ini diadakan secara daring pada 7 April lalu dan diikuti oleh peserta dari 20 negara.

Ia mengaku sangat bangga atas capaiannya di ISTEC 2021. Walaupun telah memperoleh juara, ia berharap bisa mengembangkan teknologi ini ke depannya. Sebab, karyanya saat ini hanya untuk keperluan lomba sehingga sampai sekarang masih berupa rancangan alat.

"Ke depannya saya sangat berharap alat ini bisa direalisasikan dan bisa membantu Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam mengembangkan energi terbarukan,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement