Selasa 20 Apr 2021 11:43 WIB

Komunitas Ini Ajak Siswi SMA Aktif di Bidang Teknonologi

kompetisi internasional ini terbuka bagi seluruh siswi SMA, mulai dari usia 15-18

Sejumlah pelajar SMA mengikuti UN (ilustrasi).
Foto: Antara
Sejumlah pelajar SMA mengikuti UN (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Komunitas Society of Women Engineers (SWE) Jakarta mendorong para pelajar SMA perempuan di Indonesia untuk bisa adaptif dan aktif terhadap perkembangan kemajuan teknologi.

Bekerjasama dengan sebuah organisasi nirlaba pendidikan di Amerika Serikat, Technovation Girls, SWE mengajak para pelajar perempuan bisa mengikuti kompetisi tahunan Technovation Girls Challenge Indonesia.

“Kami ingin membawa lebih banyak perempuan Indonesia di bidang teknologi. Dunia berubah dengan cepat. Kami bertekad untuk terus memberikan dukungan dan bimbingan kepada generasi muda yang akan merasakan manfaat atau dampak dari perubahan tersebut,” Jane Nawilis, Vice President, SWE Jakarta, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (20/4).

Jane menjelaskan SWE adalah organisasi advokat terbesar untuk wanita di bidang teknik dan teknologi dengan lebih dari 42.000 anggota yang berasal lebih dari 72 negara. Ia menambahkan untuk kompetisi internasional ini terbuka bagi seluruh siswi SMA, mulai dari 15 tahun hingga 18 tahun.

Perempuan muda di dunia, kata dia, diharapkan dapat mengasah keterampilan berpikir kritis, khususnya dalam mengidentifikasi masalah yang ada di sekitar lingkungan dan membangun solusi kreatif melalui aplikasi seluler.

“Di tahun 2020, dua tim dari Indonesia berhasil lolos ke kompetisi internasional Technovation Girls Challenge. Namun, angka partisipasi ini terbilang sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya,” kata dia.

Berkaitan hal tersebut, Technovation Girls Challenge Indonesia mengadakan program pelatihan kepada 75 siswi SMA dari 4 kota di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Banjarmasin yang dilaksanakan sejak Oktober 2020.

Jane menjelaskan para peserta dibagi menjadi 17 grup dan mendapat pembinaan eksklusif dari 32 mentor yang memiliki latar belakang berbeda-beda, mulai dari penggiat teknologi hingga manajemen proyek. Selama 6 bulan, peserta diperkenalkan kepada dunia teknologi dan bisnis sebagai dasar membangun aplikasi serta rencana bisnis sederhana.

Jeanette Tanumihardja, salah satu pembuat aplikasi Hestia dari tim Aegeus, mengaku mendapat manfaat bisa terlibat pada acara Technovation Girls Challenge Indonesia ini.

“Kami dari tim Aegeus mendapatkan manfaat dan ilmu baru seperti belajar ilmu dasar coding melalui aplikasi Thunkable. Melalui bimbingan mentor kami yaitu Mia Ardini Murni Astari dan Khoirunnisa Afifah, kami ditantang untuk mencari solusi yang tepat dalam memecahkan sebuah masalah yang ada di lingkungan,” ujarnya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement