Selasa 20 Apr 2021 08:10 WIB

Seragam Protes Liga Super Eropa di Ruang Ganti, Klopp Kesal

Protes berlangsung di luar lapangan atas keterlibatan Liverpool dalam kompetisi baru

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Muhammad Akbar
Manajer Liverpool Juergen Klopp di depan salah seorang pemain Leeds United yang mengenakan kaus protes anti Liga Super Eropa saat pemanasan jelang sepak mula lanjutan Liga Inggris di Stadion Elland Road, Leeds, Inggris, Senin (19/4/2021) waktu setempat.
Foto: antara/reuters
Manajer Liverpool Juergen Klopp di depan salah seorang pemain Leeds United yang mengenakan kaus protes anti Liga Super Eropa saat pemanasan jelang sepak mula lanjutan Liga Inggris di Stadion Elland Road, Leeds, Inggris, Senin (19/4/2021) waktu setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, LEEDS -- Manajer Liverpool Jurgen Klopp merasa kesal dengan Leeds United yang menyimpan kaus protes Liga Super Eropa di ruang ganti mereka di Elland Road. Kedua tim berhadapan untuk laga lanjutan Liga Primer Inggris, dan berakhir dengan skor imbang 1-1.

Protes berlangsung di luar lapangan atas keterlibatan Liverpool dalam kompetisi baru, yang juga mencakup Tottenham, Arsenal, Manchester City, Manchester United dan Chelsea.

Pemain Leeds mengenakan kaus bertuliskan 'Earn It' di sebelah logo Liga Champions. Mereka menaruh seragam yang sama di ruang ganti Liverpool, dan itu membuat Klopp kecewa.

Sementara pelatih Jerman telah menyatakan ketidaksetujuannya terhadap rencana Liga Super, dia menegaskan itu bukan kesalahan para pemain. "Saya rasa itu tidak benar," kata Klopp dikutip dari Tribal Football, Selasa (20/4).

"Mereka menempatkannya di ruang ganti kami, saya rasa kami tidak pantas mendapatkannya. Svaya tidak suka cara banyak orang berbicara tentang Liverpool," tambahnya.

"Ini adalah klub sepak bola yang fantastis. Pada momen khusus ini kami tidak dapat menyalahkan tim untuk itu. Saya menerima kritik untuk segalanya, tetapi ini tidak ada hubungannya dengan kami," kata Klopp.

Sekarang orang-orang menulis artikel tentang apa yang harus mereka lakukan dengannya. Dia melaporkan bahwa orang-orang meneriaki mereka. "Kami harus berhati-hati karena kami juga manusia. Kami harus berhati-hati. Saya memahami semua pembicaraan dan saya tidak menyukainya," kata dia.

"Jangan lupa kami tidak ada hubungannya dengan itu. Kami masih harus bermain sepak bola. Ini benar-benar tidak baik. Pemilik kami adalah orang-orang hebat, mereka akan mencoba menjelaskan keputusan. Akankah saya memahaminya? Saya tidak tahu, tapi itu tetap bukan keputusanku.

"Saya melatih tim sepak bola. Jika orang ingin mengkritik saya, baik-baik saja. Tetapi hal lain, itu tidak baik. Semua orang tidak boleh lupa," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement