Senin 19 Apr 2021 22:07 WIB

Ngabuburit Jurnalistik, AJI Padang Gelar Diskusi Berseri

Kegiatan untuk mengisi waktu luang sekaligus menambah pengetahuan dengan sharing

Rep: Febrian Fachri/ Red: Gita Amanda
Dunia jurnalistik (ilustrasi). Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Padang melaksanakan Ngabuburit Jurnalistik berseri untuk mengisi waktu menjelang berbuka.
Foto: simplyzesty.com
Dunia jurnalistik (ilustrasi). Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Padang melaksanakan Ngabuburit Jurnalistik berseri untuk mengisi waktu menjelang berbuka.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Padang melaksanakan Ngabuburit Jurnalistik berseri untuk mengisi waktu menjelang berbuka. Ketua AJI Padang, Aidil Ichlas, mengatakan kegiatan ini untuk mengisi waktu luang sekaligus menambah pengetahuan dengan sharing pengalaman bagi kalangan jurnalis.

"Karena berlangsung selama Ramadhan, kita namakan seri diskusi ini Ngabuburit Jurnalistik. Artinya, menunggu berbuka puasa dengan diskusi yang bermanfaat, Semoga tema yang kami pilih, bisa berguna bagi banyak orang, terutama para jurnalis," kata Aidil, kepada Republika, Senin (19/4).

Diskusi pertama kali akan diadakan hari ini. Tema Ngabuburit Jurnalistik pertama adalah membahas seputar kekerasan yang masih sering dialami wartawan. Aidil menyebut berdasarkan data AJI sejak 2016 terjadi 849 kasus kekerasan terhadap jurnalis. Jumlah terbanyak bahkan terjadi pada 2020, sebanyak 84 kasus. Kekerasan yang terjadi itu beragam, seperti kekerasan fisik, pengusiran, perampasan alat liputan, pemidanaan, serta doxing.

Yang terbaru, adalah penganiayaan terhadap Nurhadi, jurnalis Tempo di Surabaya pada 27 Maret 2021 lalu. Nurhadi dianiaya, dipukul, disekap, dan dirampas alat kerjanya oleh belasan orang, yang diduga juga melibatkan sejumlah oknum aparat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement