Senin 19 Apr 2021 20:37 WIB

Ridwan Kamil Dorong Industri Berinovasi di Masa Pandemi

Emil ingin pembuatan masker tak hanya bagus dari kualitas, tapi juga desain.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Teguh Firmansyah
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) bersama Direktur PT Ateja Benny Judihardjo (kanan) melihat tabel sejarah saat kegiatan penyerahan sertifikat SNI produk masker Ateja Mask di PT Ateja Tritunggal, Jalan Raya Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Senin (19/4). Balai Besar Tekstil Lembaga Sertifikasi Produk Tekspa disaksikan Gubernur Jawa Barat  Ridwan Kamil menyerahkan sertifikat produk penggunaan tanda (SPPT) SNI dengan sistem tipe 3 pertama di Indonesia kepada masker kain Ateja Mask yang telah menembus pasar ekspor di 84 negara. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) bersama Direktur PT Ateja Benny Judihardjo (kanan) melihat tabel sejarah saat kegiatan penyerahan sertifikat SNI produk masker Ateja Mask di PT Ateja Tritunggal, Jalan Raya Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Senin (19/4). Balai Besar Tekstil Lembaga Sertifikasi Produk Tekspa disaksikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyerahkan sertifikat produk penggunaan tanda (SPPT) SNI dengan sistem tipe 3 pertama di Indonesia kepada masker kain Ateja Mask yang telah menembus pasar ekspor di 84 negara. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mendorong industri untuk intens berinovasi di tengah pandemi. Menurutnya, dengan inovasi, industri diharapkan dapat tumbuh dan berkembang kendati dalam situasi pandemi.

"Kita sedang beradaptasi melalui inovasi. Ciptakan kain-kain yang aman dari virus. Kain anti virus dibutuhkan untuk menahan disrupsi masa depan," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Senin (19/4).

Baca Juga

Menurut Emil, Pemprov Jabar akan turut mendorong industri agar berinovasi. Hal itu bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat dan mendongkrak ekonomi kerakyatan.  “Tolong ceritakan ke kami (Pemda Provinsi Jabar) inovasi anti penyakit yang ujung-ujungnya untuk ekonomi kerakyatan agar harga yang dijual tidak mahal,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Selain itu, Emil berpesan kepada PT Ateja Tritunggal untuk membuat masker dengan desain yang beragam dan sesuai kebutuhan pasar.

“Saya ini desainer, saya menolong UMKM dengan mendesain helm, masker dan lain-lain. Jadi, kalau boleh (maskernya) setengahnya kosong dan setengahnya batik mega mendung. Jadi nanti ada desain saya di Ateja,” katanya.

Adapun masker yang menerima sertifikat SNI bernomor seri 8914:2020 itu terbuat dari kain tenun dan kain rajut dengan berbagai jenis serat. Masker tersebut memiliki efisiensi filtrasi partikulat yang dapat membunuh virus dalam 30 menit.  “Jadi masker tidak hanya bagus secara teknologi, tapi juga tampilannya. Karena harus serasi dengan warna pakaian sehari-hari orang yang dipakai,” imbuhnya.

Senior Director PT Ateja Tritunggal  Benny Judihardjo mengatakan, produknya secara filtrasi ada lapisan anti virus di bagian paling depan.

“Memang secara filtrasi ada lapisan anti virus di depan, masker medis pun tidak memiliki keunggulan tersebut, dalam 30 menit virus pun hancur. Melalui filtrasi di depan. Ada 3 lapis masker sehingga droplet tidak bisa masuk,” katanya.

Selain itu, kata Benny, masker kain yang sudah di produksi sejak Maret 2020 telah diekspor ke-8 negara di tiga benua.  “Kita telah melakukan ekspor ke 8 negara 3 benua, mereka menerima dan cukup baik responsnya,” kata Benny.

“Kami pun berperan aktif mengurangi sampah B3. Mari kita terus mengingatkan Bangga Buatan Indonesia, sehingga kita semua dapat semakin maju,” imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement