Senin 19 Apr 2021 16:22 WIB

Adaro Fokus Dongkrak Produksi Coking Coal

Pada tahun lalu Adaro menjual 1,5 juta ton coking coal.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Aktivitas bongkar muat batubara di area pertambangan PT Adaro Indonesia di Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (17/10).
Foto: Antara/Prasetyo Utomo
Aktivitas bongkar muat batubara di area pertambangan PT Adaro Indonesia di Tabalong, Kalimantan Selatan, Selasa (17/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adaro Energy Tbk memacu produksi coking coal atau batu bara kokas pada tahun ini. Bahkan, dalam jangka panjang produksi coking coal akan diseimbangkan dengan produksi thermal coal.

Chief Finance Officer Adaro Energy Lie Luckman menjelaskan pada tahun lalu Adaro menjual 1,5 juta ton batu bara kokas ini. Karena perusahaan akan meningkatkan produksi dari tambang batu bara kokas, maka di tahun ini perusahaan mentargetkan penjualan batu bara kokas bisa mencapai 2,4 juta ton.

Baca Juga

"Jadi kita tahun ini bisa menetapkan lebih tinggi. Coking coal dua kali lipat. Nah, untuk coking coal ini kami berharap ini bisa menjadi hal yang baik yang bisa menyeimbangkan produksi dari thermal coal," ujar Lie secara virtual, Senin (19/4).

Lie menjelaskan selama ini yang menjadi mayoritas produksi dan penjualan Adaro adalah batu bara thermal. Kedepan memang perusahaan akan fokus memaksimalkan produksi dari batu bara kokas dan juga memperlebar pasar batu bara kokas internasional.

 

"Nah tahun ini kita coba maksimalkan dari coking coal-nya. Berharap lambat laun kita bisa mencapai dua tiga tahun itu bisa mencapai 3 juta ton atau lebih. Ini kita jalankan dengan hati hati," ujar Lie.

Lie juga menjelaskan dari permintaan pasar coking coal global juga cukup menjanjikan. Lie menjelaskan beberapa negara yang memang memproduksi baja dan menjadi komoditas unggulan sudah menyatakan minatnya atas batu bara kokas milik Adaro.

"Jepang cukup kuat. China. Indonesia juga. Kita giat membuka pasar coking coal dan kita roadshow ke beberapa negara khususnya asia terutama negara yang produksi baja. India dan Jepang sangat berminat untuk coking coal kita," ujar Lie.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement