Senin 19 Apr 2021 16:01 WIB

Menkop: UMKM di Perkotaan Lebih Terdampak dari Pedesaan

Berdasarkan data BPS, ada sekitar 500 ribu UMKM yang bangkrut dari total 64 juta UMKM

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Nidia Zuraya
Sektor UMKM terdampak pandemi Covid-19
Foto: Tim Infografis Republika.co.id
Sektor UMKM terdampak pandemi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki mengatakan pandemi Covid-19 telah memukul sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM). Namun demikian, sektor UMKM di pedesaan lebih dapat bertahan dibandingkan yang ada di perkotaan, seperti pertanian, perikanan maupun perkebunan justru relatif tumbuh baik.

"Yang terpukul itu perkotaan atau urban, terutama yang terkait dengan kegiatan perkantoran, sekolah, industri, yang memang sekolah tutup, kantor tutup," ujar Teten dalam diskusi virtual bertajuk 'Saatnya UMKM Bangkit Mendukung Pariwisata, Senin (19/4).

Baca Juga

Teten mengatakan, kondisi pandemi Covid-19 berdampak pada menurunnya pendapatan UMKM dan kolaps. Berdasarkan catatan BPS, ada sekitar 500 ribu UMKM yang bangkrut dari total 64 juta UMKM.

"Karena kalau survei BPS antara 40-80 persen memang omset mereka turun sehingga mereka punya masalah pembiayaan," ujarnya.

Karena itu, ia menilai perlunya dukungan kebijakan afirmatif Pemerintah agar UMKM tetap bertahan di kondisi pandemi Covid-19. Selain itu, ia berharap  UMKM juga harus berinovasi dan menyesuaikan di tengah kondisi pandemi, salah satunya beralih ke platform digital.

Sebab, UMKM yang melakukan transformasi digital di masa pandemi berhasil memperoleh pendapatan naik 26 persen. "Karena ada pembatasan, banyak orang berbelanja dan berjualan di digital," ungkapnya.

Kedua, ia juga mendorong UMKM mengubah produknya dengan kebutuhan masyarakat saat ini. "Misalnya produksi batik buat ke pesta, tapi gimana produksi pakaian di rumah, lalu juga restoran karena tutup gimana inovasi bikin frozen food dijual secara online, itu saya kira bisa bertahan," ujarnya.

"Dengan daya beli masyarkaat terbatas, mereka sekarang berubah produknya ke homecare, makanan, kesehatan, karena itu demand paling tinggi, saya kira itu kemampuan adaptasi yang luar biasa, mereka juga mulai beradaptasi market baru ke platform digital," kata Teten lagi.

Namun demikian, Teten menilai yang paling penting adalah pemulihan kesehatan dari pandemi Covid-19. Sebab, daya tahan UMKM dengan berbagai upaya tadi ada batasnya.

"Pemulihan kesehatan ini harus didukung semua pihak, karena kalau Covid-19 tidak bisa kita kendalikan seberapa banyak UMKM bisa bertahan dan pemerintah ikut memberi dukungan," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement