Ahad 18 Apr 2021 17:59 WIB

IAEA Konfirmasi Pengayaan 60 Persen Uranium oleh Iran

Iran sebelumnya hanya mencapai kemurnian uranium 20 persen.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Pabrik pengayaan uranium, di Qom, Iran
Pabrik pengayaan uranium, di Qom, Iran

REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengonfirmasi proses pengayaan uranium hingga 60 persen yang sedang dilakukan Iran. Langkah itu dinilai bakal memperumit pemulihan kembali kesepakatan nuklir yang melibatkan anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Jerman dan Uni Eropa.

"IAEA hari ini memverifikasi bahwa Iran telah memulai produksi UF6 yang diperkaya hingga 60 persen di Pabrik Pengayaan Bahan Bakar Pilot Natanz (di atas tanah)," kata IAEA dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (17/4).

Baca Juga

UF6 adalah uranium heksafluorida. UF6 merupakan bentuk di mana uranium dimasukkan ke dalam sentrifugal untuk pengayaan. Reuters sempat melihat laporan rahasia yang dibagikan IAEA ke negara-negara anggota.

"Menurut deklarasi Iran kepada IAEA, tingkat pengayaan UF6 yang diproduksi di PFEP (Pengayaan Bahan Bakar Pilot Natanz) adalah 55,3 persen U-235. IAEA mengambil sampel UF6 yang diproduksi untuk analisis destruktif guna memverifikasi secara independen tingkat pengayaan yang dinyatakan oleh Iran. Hasil analisis ini akan dilaporkan oleh IAEA pada waktunya," demikian salah satu keterangan dalam laporan tersebut.

Iran sebelumnya hanya mencapai kemurnian 20 persen. Itu sebenarnya asudah melanggar kesepakatan nuklir 2015 atau yang dikenal dengan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Dalam JCPOA diatur bahwa Iran hanya dapat memperkaya uranium hingga 3,67 persen.

Sebelumnya Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengkritik rencana Iran memperkaya uraniumnya hingga 60 persen. Menurutnya, langkah itu adalah sebuah tindakan provokatif.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement