Ahad 18 Apr 2021 11:30 WIB

Neraca Jahe Dalam Negeri Masih Positif

Kementerian Pertanian mengembangkan kawasan jahe terintegrasi dari hulu sampai hilir

 Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah kepemimpinan Syahrul Yasin Limpo memperhatikan betul perkembangan produksi tanaman obat, salah satunya jahe.
Foto: Kementan
Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah kepemimpinan Syahrul Yasin Limpo memperhatikan betul perkembangan produksi tanaman obat, salah satunya jahe.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah kepemimpinan Syahrul Yasin Limpo memperhatikan betul perkembangan produksi tanaman obat, salah satunya jahe. Jahe  (Zingibar officianale) termasuk  tanaman obat unggul nasional selain kunyit dan kapulaga. Pada masa pandemi Covid-19, menunjukkan prospek harga yang bagus karena permintaan meningkat.

Produksi jahe nasional dalam kurun tahun 2017-2020 cukup stabil, berkisar 174-216 ribu ton per tahun atau rerata 195 ribu ton per tahun. "Terhitung dua tahun sebelumnya, produksi jahe dalam negeri pernah mencapai angka fantastis, yaitu 313 ribu ton pada 2015 dan 340 ribu ton pada 2016," ujar Dirjen Hortikultura, Prihasto Setyanto, Sabtu (17/4).

Baca Juga

Guna mendukung produksi dan produktivitas jahe di dalam negeri, mulai 2021 Kementerian Pertanian mengembangkan kawasan jahe terintegrasi dari hulu sampai hilir melalui program Kampung Tanaman Obat. Kampung ini termasuk dalam program Kampung Hortikultura secara keseluruhan.

Target Kampung Jahe pada 2021 seluas 305 hektare, tersebar di 53 kampung per desa dari 47 kabupaten per kota di 22 provinsi.

Pengembangan Kampung Obat ini selain dialokasikan di wilayah sentra, juga merupakan pengembangan kawasan baru dan mendukung program Grand Design Alternative Development  tanaman psikotropika  ke komoditas tanaman obat. Lokasinya berada di Bireun, Aceh Besar dan Kapuas Hulu.

photo
Jahe (Zingibar officianale) termasuk tanaman obat unggul nasional selain kunyit dan kapulaga. Pada masa pandemi Covid-19, menunjukkan prospek harga yang bagus karena permintaan meningkat. - (Kementan)

 

Secara lengkap ke 22 provinsi yang mendapat alokasi Kampung Jahe antara lain Jabar, Jateng, Jatim, DIY, Banten, Bali, Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Jambi, Sumsel, Bengkulu, Lampung, NTB, NTT, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Kalteng, Sulsel dan Papua.

Berdasarkan informasi petugas data dan informasi dinas pertanian provinsi pada Pembahasan Angka Sementara SPH Tanaman Biofarmaka 2020 pada Februari lalu, penurunan produksi jahe di beberapa wilayah disebabkan antara lain rendahnya produktivitas. Selain itu adanya alih tanam komoditas ke jenis yang lebih komersial yang berumur pendek serta terjadinya alih fungsi lahan.

 

"Kami pernah melakukan pertemuan dengan stakeholder terkait untuk  membahas neraca jahe selama tiga tahun terakhir. Pada pertemuan tersebut diketahui bahwa neraca jahe selama 2019 - 2021 bernilai positif. Hal ini mengindikasikan bahwa ketersediaan jahe di dalam negeri masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan baik konsumsi langsung, industri, ekspor serta benih,” ujar Direktur Sayuran dan Tananam Obat, Tommy Nugraha.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement