Ahad 18 Apr 2021 01:25 WIB

UE Kemungkinan Setop Pembelian Vaksin AstraZeneca

Uni Eropa kemungkinan tak akan memperbarui kontrak vaksin Covid-19 dengan AstraZeneca

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Esthi Maharani
Vaksin Astrazeneca.
Foto: AP/Matthias Schrader
Vaksin Astrazeneca.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Uni Eropa kemungkinan tidak akan memperbarui kontrak vaksin Covid-19 dengan AstraZeneca. Menteri Industri Prancis Agnes Pannier-Runacher mengatakan keputusan akhir belum dibuat, tetapi dia yakin sangat mungkin blok tersebut tidak akan memesan vaksin lagi, dilansir di Euronews, Sabtu (17/4).

Badan Obat-obatan Eropa (EMA) telah berulang kali mengatakan bahwa manfaat vaksin yang dikembangkan di Inggris jauh lebih besar daripada risikonya. EMA mengacu pada kaitan potensial yang ditemukan dengan pembekuan darah yang langka. Namun, masing-masing negara terlihat mengikuti jalannya sendiri.

Pada hari Kamis, Denmark adalah negara pertama yang sepenuhnya meninggalkan vaksin AstraZeneca dan Norwegia kemudian mengikutinya.

Negara-negara seperti Jerman, Belgia, Belanda, dan Spanyol telah membatasi penggunaan untuk kelompok usia tertentu, tetapi tidak ada yang menghapusnya sepenuhnya.

Bukan hanya masalah yang dirasakan oleh AstraZeneca, vaksin Johnson & Johnson, yang menggunakan metode serupa, juga telah ditunda peluncurannya karena kekhawatiran yang sama tentang pembekuan darah.

"Kami belum memulai pembicaraan dengan Johnson & Johnson atau dengan AstraZeneca untuk kontrak baru, tetapi kami telah memulai pembicaraan dengan Pfizer / BioNTech dan Moderna," kata Pannier-Runacher.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement