Ahad 18 Apr 2021 04:27 WIB

Ramadhan Tahun Ini, Sebuah Rasa 'Kenormalan'

Semarak Ramadhan mulai terasa kembali dengan masjid yang mulai terisi lagi.

Umat Muslim Indonesia shalat selama sholat Tarawih pertama pada malam Ramadhan di sebuah masjid di Depok, Indonesia, 12 April 2021.
Foto: EPA-EFE/ADI WEDA
Umat Muslim Indonesia shalat selama sholat Tarawih pertama pada malam Ramadhan di sebuah masjid di Depok, Indonesia, 12 April 2021.

Oleh : Ani Nursalikah, Jurnalis Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, Alhamdulillah, Allah panjangkan usia kita hingga masih bisa menyicipi manisnya Ramadhan tahun ini. Ini adalah Ramadhan kedua yang dijalankan umat Muslim dalam kondisi pandemi Covid-19.

Ya, pandemi belum berakhir. Namun, berbeda dengan tahun sebelumnya, umat Muslim kini diizinkan melakukan ibadah Ramadhan di masjid atau mushala.

Kementerian Agama sudah mengeluarkan Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1442 H/2021 M. Salah satu poinnya adalah sholat fardhu lima waktu, sholat tarawih dan witir, tadarus Alquran, dan itikaf dengan pembatasan jumlah kehadiran paling banyak 50 persen dari kapasitas masjid/mushala dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, menjaga jarak aman satu meter antarjamaah, dan setiap jamaah membawa sajadah/mukena masing-masing.

Selain itu, pengajian, ceramah, tausiyah, kultum Ramadhan, dan kuliah subuh paling lama dengan durasi waktu 15 menit. Meski ada pembatasan, namun umat menyambut gembira panduan ini. Kemenag juga menganjurkan sahur dan buka puasa dilakukan di rumah masing-masing bersama keluarga inti.

Masih lekat di ingatan, pada pandemi tahun pertama, kita benar-benar 'dipaksa' melakukan semuanya di rumah. Kita sholat tarawih dan Idul Fitri di rumah. Mudik pun dilarang.

Silaturahim Lebaran juga untuk pertama kalinya ditunaikan lewat layar. Tanda pagar #dirumahaja menjadi slogan yang gencar digaungkan saat itu.

Namun, yang perlu diingat, panduan ibadah Kemenag itu hanya berlaku bagi wilayah zona oranye dan hijau Covid-19. Wilayah zona merah sebaiknya tidak beribadah di masjid karena risiko penularannya tinggi.

Saat ini, meski ada pembatasan dan semua dilakukan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, semarak Ramadhan mulai terasa kembali. Masjid-masjid dan mushala kembali terisi.

Anak-anak berlarian di masjid. Ada yang khusyuk, ada juga yang bersenda gurau. Tetangga saling menyapa. Tertawa di balik maskernya.

Pedagang takjil sudah diizinkan berjualan. Kemacetan bahkan sudah mewarnai jalanan tiap sore hari. Tanda para pekerja yang pulang berburu buka puasa di rumah atau mereka yang mencari makanan berbuka.

Hal-hal kecil seperti ini membawa saya pada sebuah sensasi 'kenormalan'. Bukan, bukan kenormalan bahwa semua sudah baik-baik saja. Rasanya seperti keadaan sudah kembali seperti semula dimana kita bisa berkumpul lagi.

Namun, seberapa pun saya ingin pandemi berakhir, faktanya Covid-19 belum bye. Sekarang, memakai masker sudah seperti memakai baju saja. Protokol kesehatan kini sudah bukan protokol lagi, tapi sudah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari.

Bulan Ramadhan ini menjadi ujian lagi bagi umat Muslim untuk ikhlas dan sabar menjalaninya. Sebab, sejatinya Ramadhan adalah bulan dimana kita biasanya menghabiskan waktu bersama. Gembira berkumpul, berbuka, sahur, dan beribadah bersama-sama.

Masih ingat kan bahagianya berbagi makan saat berbuka bersama teman-teman di kantor, di restoran atau di masjid? Ternyata itu kenikmatan tersendiri yang sudah setahun lebih tidak kita rasakan.

Meski masih dalam kondisi serba terbatas, yuk kita jadikan Ramadhan ini momen saling menguatkan kesehatan mental dan spiritual orang-orang yang kita sayangi. Semoga rasa kenormalan yang saya rasakan menjadi tanda sebuah optimisme pandemi ini akan segera berakhir.

Apalagi, tahun ini vaksinasi untuk menciptakan kekebalan kelompok sudah berjalan. Bagi yang sudah divaksinasi atau belum, tetap jaga protokol kesehatan dengan pakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan sesering mungkin. Doa saya di Ramadhan tahun ini masih sama seperti tahun lalu: pandemi berakhir secepat mungkin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement