Jumat 16 Apr 2021 16:42 WIB

BPOM: Vaksin Merah Putih Diproduksi Awal 2022

Pemerintah sudah menerbitkan Kepres untuk pegembangan vaksin Covid 19

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat.
Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
Peneliti beraktivitas di ruang riset vaksin Merah Putih di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukita, mengatakan, penelitian vaksin Merah Putih ada dua. Yakni, pertama penelitian dilakukan Universitas Airlangga saat ini tahapannya sudah masuk praklinik. Penelitiannya, ditargetkan uji kinik pada kuartal 3 sampai 4  2021 bisa selesai.

"Jadi awal 2022 vaksin Universitas Airlangga ini sudah bisa diproduksi secara massal bekerja sama dengan perusahaan," ujar Penny dalam konferensi pers di kantor Bio Farma, Jumat (16/4).

Kemudian, kata dia, yang kedua ada protein recombinan antara lembaga Eijkman dengan Biofarma. Ini harapannya di Semester 2 tahun 2022 ini uji klinis sudah selesai. "Sehingga harapannya pada Semester 2, 2022 bisa diprodksi dan secara paralel ini disipkan produksinya. Di mana Biofarma akan beker jasama dengan farmasi lainnya ini kan dikejar," katanya.

Terkait herd immunity, kata Penny, vaksin yang ada sudah banyak diandalkan. Serta, ada dinamika demand secara global. Karena itu, pihaknya akan berjuang di saat vaksin lain susah ini ada vaksin lainnya.

"Ini Alhamduilah ini ada Sinovac dan kita bisa memproduksi. Jadi, dinamika bisa semakin baik ke depan dan jenis vaksin beragam ini ada vaksin suntik, ada vaksin uji klinik, dan juga fase klinik di Indonesia," kata Penny seraya mengatakan ada juga transfer teknologi untuk produk impornya masuk ke Indonesia jadi ada beragam yang bisa dimiliki.

Penny menjelaskan pemerintah sudah menerbitkan Kepres untuk pegembangan vaksin Covid 19 dalam mendukung kemandirian Indonesia pada vaksin Covid-19 untuk segera keluar dari pandemik ini.

Pengambangan vaksin Merah Putih, kata dia, adalah bagian dari Kepres tersebut. Yakni, ada 6 instansi kampus yang terlibat dan ada dua instansi yang melakukan penelitian. Yakni, lembaga Eijkman bermitara dengan Bio Farma. 

"Dan kedatangan kami ke Bio Farma untuk melihat progres pegambangan vaksin di awal sebelum masuk ke tahapan hilirisasi di mana BPOM akan mendampingi uji klinis pada manusia," katanya.

Tahapan ini, kata dia, sangat penting karena prototipe dikembangkan dan akan ada uji klinik di Bio farma. BPOM, memberi dukunga untuk mendampingi semua tahapan. Sehingga tahapan yang dilakukan pengembangan awal sudah tepat sesuai standar."Kami sampikan dengan good labortorium pratice, uji lab yang baik dan cara produksi vaksin tersebut sudah dilakukan sebaik-baiknya ini tentunya akan menghindari kegagalan pada saat uji klinik pada manusia," katanya.

Pengamanan vaksin,  harus dilakukan karena produk yang sangat kritikel dan sangat high tech yang menyangkut jiwa manusia di dalamnya. Jadi, perlu menjaga aspek pengembangan berdasarkan internasional dan nasional tidak hanya melindungi untuk  subyek yang akan terlbat tapi juga yakin mendapatkan produk vaksin yang bermutu dan berdaya saing memenuhi aspek keamanan dan efektivitas dari vaksin tersebut setelah dipoduksi secara massal.

Ditempat yang sama Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir, persiapan sudah bagus dan sekarang sedang uji vaksin dari Eijkman untuk mengetahui apakah ekstraksi dari antigennya sesuai. Serta, dalam produksi sudah disiapkan mulai dari RnD. "Kemudian nanti juga untuk produksi di filling line. Kami juga sedang produksi vaksin covid-19 ini. Makanya kami akan coba koordiansi agar ada kerja sama dengan BUMN dan swasta untuk produksi vaksin," paparnya.

Selain itu, menurut Honesti, Bio Farma sudah menyiapkan fasilitas mulai dari pegembangan uji klinis sampai produksinya. Untuk di line nya ada proses produksi, kalau ini tidak mencukupi maka akan bekerja sama dengan industri swasta. 

"Ini sudah diskusi dari mereka ada yang bisa cepat diupgrade. Intinya ada kolaborasi antara BUMN dengan swasta sendiri. Jadi, ada kemungkinan kemitraan," kata Honesti seraya mengatakan, ini sumbangsih dari Bio Farma untuk kontribusi kapasitas vaksin lebih besar lagi dengan mengajak mitranya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement