Jumat 16 Apr 2021 14:27 WIB

Permintaan Tinggi, Obat Covid-19 Dijual di Pasar Gelap India

Obat remdesivir diresepkan oleh dokter untuk Covid-19 meski efektivitasnya diragukan.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolandha
Obat Remdesivir yang salah satu kegunaannya adalah untuk pasien Covid-19. Obat ini menjadi langka di India karena peningkatan jumlah pasien Covid-19.
Foto: EPA-EFE/SASCHA STEINBACH
Obat Remdesivir yang salah satu kegunaannya adalah untuk pasien Covid-19. Obat ini menjadi langka di India karena peningkatan jumlah pasien Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Dalam beberapa hari terakhir di India, media sosial dibanjiri permintaan bantuan yang putus asa untuk menemukan obat remdesivir dan tocilizumab. Obat ini diketahui dapat mengurangi efek buruk dari penyakit yang disebabkan oleh virus Covid-19.

Efektivitas kedua obat tersebut untuk Covid-19 sedang diperdebatkan di seluruh dunia. Namun, beberapa negara, termasuk India, telah memberikan otorisasi penggunaan darurat kepada keduanya.

Baca Juga

Obat antiviral remdesivir sedang diresepkan oleh dokter di seluruh India, dan permintaannya tinggi. India telah melarang ekspor, tetapi produsen masih berjuang untuk memenuhi permintaan.

India telah melaporkan lebih dari 150 ribu kasus Covid-19 setiap hari selama tiga minggu terakhir.

Hetero Pharma, salah satu dari tujuh perusahaan yang memproduksi remdesivir di India, mengatakan perusahaan tersebut berusaha untuk meningkatkan produksi.   

Dilansir di BBC, Jumat (16/4) disebutkan bahwa kekurangan pasokan menyebabkan pemasaran gelap obat di Delhi dan beberapa kota lainnya.  Setidaknya tiga agen di Delhi setuju untuk memasok setiap botol 100 mg remdesivir seharga 24 ribu rupee (Rp 4,6 juta), lima kali lipat harga resmi.  

Kementerian kesehatan India merekomendasikan enam dosis botol 100 mg untuk pasien untuk satu rangkaian obat. Tetapi dokter mengatakan hingga delapan dosis diperlukan dalam beberapa kasus. Jumlah itu berarti uang yang banyak untuk keluarga kelas menengah.  

"Saya harus mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkan obat tersebut," kata Atul Garg, yang ibunya dirawat di rumah sakit swasta di Delhi. 

"Menemukan obat tersebut membutuhkan ratusan panggilan telepon dan banyak jam yang mencemaskan," tambahnya. 

Tocilizumab, obat yang biasanya digunakan untuk mengobati radang sendi, telah terbukti menyelamatkan nyawa dalam beberapa uji klinis. Tetapi hampir menghilang dari pasar di India.

Rajiv Singhal, sekretaris jenderal Asosiasi Ahli Kimia dan Obat Seluruh India, mengatakan bahwa teleponnya berdering sepanjang hari karena orang-orang memintanya untuk membantu menemukan obat tersebut.

"Situasinya sangat buruk sehingga saya bahkan tidak bisa mendapatkan obat untuk anggota keluarga saya sendiri," katanya.  

"Kami mencoba untuk mengambil tindakan terhadap mereka yang melakukan pemasaran gelap, tetapi saya akui ada kebocoran dalam sistem." Jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement