REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk memacu realisasi penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi. Per April 2021, BTN merealisasikan penyaluran KPR subsidi sebanyak 31 ribu unit rumah.
Direktur Consumer and Commercial Banking BTN Hirwandi Gafar mengatakan, permintaan pembiayaan perumahan pada tahun ini mulai menunjukkan peningkatan sejalan kebijakan pemerintah untuk mendongkrak ekonomi nasional. "Kami terus mengoptimalkan penyaluran agar semakin banyak masyarakat Indonesia bisa memiliki rumah, terutama di tengah pandemi yang mewajibkan mayoritas aktivitas dilakukan di rumah," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (15/4).
Menurut Hirwandi, berbagai inovasi yang digelar BTN menunjukkan capaian positif. Sejak pandemi dimulai pada awal 2020 hingga pertengahan April 2021, emiten bersandi saham BBTN juga tercatat telah memberikan KPR Subsidi baik skema konvensional maupun syariah sebanyak 153 ribu unit rumah. “Nilai penyaluran untuk ratusan ribu hunian tersebut setara Rp 21,5 triliun,” ucapnya.
Hirwandi menyebut, BTN memiliki beragam produk KPR subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Bank spesialis pembiayaan perumahan tersebut menawarkan produk KPR subsidi berskema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan Subsidi Selisih Bunga (SSB) dengan bunga lima persen tetap hingga 20 tahun.
BTN juga memiliki produk KPR bantuan pembiayaan perumahan berbasis tabungan (BP2BT) dengan bantuan uang muka sebesar Rp 40 juta. Keseluruhan produk tersebut, lanjut Hirwandi, dapat dimanfaatkan MBR dari seluruh segmen mulai yang bekerja sektor pemerintah maupun swasta, berpenghasilan tepat maupun tidak tetap ataupun pegawai tetap maupun pegawai kontrak.
“Adanya berbagai pilihan KPR subsidi konvensional dan syariah BTN juga memberikan kemudahan bagi pengembang dan MBR dalam memilih akad pembiayaan satu bank," kata dia.
Per Desember 2020, BBTN masih menempati posisi teratas dalam pangsa pasar KPR subsidi. Bank yang dulunya bernama Bank Tabungan Pos ini mendominasi pasar KPR subsidi sebesar 87 persen per akhir tahun lalu.