Kamis 15 Apr 2021 22:56 WIB

Perbaikan Ekspor Kuartal I Jadi Angin Segar Usaha Batu Bara

BPS menyebut ekspor kuartal I meningkat ditopang oleh mineral dan batu bara

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Alat berat beroperasi di kawasan penambangan batu bara Desa Sumber Batu, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Aceh.  Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya perbaikan kinerja ekspor di kuartal pertama tahun ini, salah satunya ditopang dari sisi ekspor mineral dan batu bara.
Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
Alat berat beroperasi di kawasan penambangan batu bara Desa Sumber Batu, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Aceh. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya perbaikan kinerja ekspor di kuartal pertama tahun ini, salah satunya ditopang dari sisi ekspor mineral dan batu bara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya perbaikan kinerja ekspor di kuartal pertama tahun ini, salah satunya ditopang dari sisi ekspor mineral dan batu bara.

Asosiasi Pengusaha Batu bara Indonesia (APBI) membenarkan bahwa dari awal tahun hingga Maret ada peningkatan permintaan batu bara dari sisi pasar global. Ini menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan ekspor batubara di kuartal pertama tahun ini.

Baca Juga

"Perbaikan ekonomi dunia mendorong adanya pemulihan dari sisi industri yang berpengaruh pada permintaan batu bara. Pemulihan ekonomi global ini diharapkan juga mendorong pertumbuhan demand kedepannya," ujar Hendra saat dihubungi Republika, Kamis (15/4).

Selain faktor pemulihan ekonomi global, Hendra menjelaskan faktor pertumbuhan ekspor yang cukup baik di kuartal pertama ini didukung adanya perbaikan harga komoditas. Ia menjelaskan khususnya di komoditas batubara mengalami penguaran harga.

"Kinerja ekspor ya tentu juga didorong karena harga komoditas membaik di Kuartal I 2021 ini dimana harga komoditas batu bara juga menguat, jauh lbh baik dibandingkan rata rata di kuartal I 2020," ujar Hendra.

Capaian nilai ekspor Indonesia pada Maret 2021 menunjukkan kenaikan signifikan. Tercatat, ekspor mencapai 18,35 miliar dolar AS atau tumbuh 20,31 persen dari bulan Februari yang sebesar 15,26 miliar dolar AS.  

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, nilai tersebut bahkan mencatatkan rekor tertinggi sejak Agustus 2011.“Ekspor Maret ini tinggi sekali. Ini tertinggi sejak Agustus 2011. Pada waktu itu nilai ekspor kita sebesar 18,64 miliar dolar AS,” Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (15/4).

Menurut Suhariyanto, peningkatan ekspor yang tinggi itu didorong oleh naiknya permintaan di berbagai negara. Di sisi lain, harga komoditas ekspor Indonesia ikut mengalami kenaikan.

"Ekspor Maret sangat bagus bahkan lebih tinggi dari tahun 2019 ketika pandemi belum terjadi," katanya. Suhariyanto menambahkan, terdapat sejumlah catatan yang juga turut memengaruhi kinerja ekspor pada Maret 2021. Di antaranya, harga minyak mentah di pasar global mengalami kenaikan 5,20 persen dari bulan sebelumnya menjadi 63,5 dolar AS per barel.

Harga komoditas batu bara juga mengalami kenaikan 9,43 persen dibandingkan dengan Februari 2021. Kenaikan harga juga terjadi untuk komoditas tembaga, alumunium, dan timah.

Adapun, kenaikan ekspor bulanan terbesar disumbang oleh produk lemak dan minyak hewan/nabati yang mencapai 1,16 miliar dolar AS, bijih, terak, dan abu logam naik 226,3 juta dolar AS, besi dan baja naik 171,7 juta dolar AS, mesin dan perlengkapan elektrik naik naik 134,8 juta dolar AS, serta bahan bakar mineral yang naik 99,3 dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement