Kamis 15 Apr 2021 21:37 WIB

Petrokimia Gresik Gandeng BRI Jamin Permodalan Petani

Petrokimia Gresik melalui Program Agro Solution berupaya mendongkrak bisnis pertanian

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kiri) dan Dirut Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo (kedua kiri) menanam pohon Dewandaru di area Petrokimia Gresik, Jawa Timur, Jumat (4/9/2020). Kunjungan Syahrul Yasin Limpo tersebut dalam rangka meninjau ketersediaan pupuk bersubsidi yang akan disalurkan ke petani.
Foto: Antara/Zabur Karuru
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (kiri) dan Dirut Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo (kedua kiri) menanam pohon Dewandaru di area Petrokimia Gresik, Jawa Timur, Jumat (4/9/2020). Kunjungan Syahrul Yasin Limpo tersebut dalam rangka meninjau ketersediaan pupuk bersubsidi yang akan disalurkan ke petani.

REPUBLIKA.CO.ID, GRESIK--Petrokimia Gresik menggandeng Bank BRI Kantor Wilayah (Kanwil) Surabaya untuk menjamin akses permodalan petani di Jawa Timur melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di Gresik, Jawa Timur, Kamis (15/4).

Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo di Gresik mengatakan Petrokimia Gresik melalui Program Agro Solution berupaya mendongkrak produktivitas pertanian dan perkebunan, khususnya di Jawa Timur, sebagai penghasil padi dan tebu tertinggi nasional.Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, tahun 2020, Jawa Timur menghasilkan produksi padi sebanyak 9.944.538,26 ton.

Angka tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yakni 9.580.933,88 ton pada 2019. Hanya saja, capaian itu tidak lebih besar jika dibandingkan produksi padi Jawa Timur tahun 2018 sebesar 10.203.213,17 ton.Begitu juga dengan tebu, dari total produksi tebu nasional tahun 2020 sebanyak 2.130.700 ton, produksi tertinggi berasal dari Jawa Timur, yaitu mencapai 979.000 ton.

Namun demikian angka itu menurun dari tahun sebelumnya, dimana produktivitas tebu nasional tahun 2019 mencapai 2.258.200 ton, dan Jawa Timur mencapai 1.083.600 ton."Ketidakstabilan produktivitas ini terjadi karena petani masih menghadapi sejumlah kendala, salah satunya kesulitan akses permodalan," kata Dwi.

Oleh karena itu, melalui kerja sama ini diharapkan bisa membantu petani dan BRI Kantor Wilayah Surabaya bisa memberikan jaminan permodalan melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) Petani."Selain akses permodalan, kendala lain yang dihadapi petani di antaranya produktivitas rendah, terbatasnya pendampingan kepada petani, ketersediaan pupuk subsidi yang terbatas, dan harga jual hasil panen cenderung turun saat panen, serta belum terlindunginya petani dari risiko gagal panen," katanya.

Dwi menjelaskan dalam program ini Petrokimia Gresik bertugas menyediakan pupuk non-subsidi berkualitas, kemudikan melakukan kawalan budi daya, kawalan pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman (HPT) melalui anak perusahaan, yaitu Petrosida Gresik dan Petrokimia Kayaku, serta layanan Mobil Uji Tanah (MUT) agar petani dapat memperoleh rekomendasi pemupukan sesuai dengan kondisi tanah dan kebutuhan tanaman."Melalui program Agro Solution, kami berharap petani dapat mengenal dan menggunakan pupuk non-subsidi produksi Petrokimia Gresik untuk mendongkrak produktivitas serta kualitas pertanian dan perkebunan, sehingga pendapatan petani tebu di Provinsi Jawa Timur sebagai sentra produksi padi dan tebu nasional pun ikut meningkat," katanya.

Sebelumnya, Petrokimia Gresik jug telah menandatangani MoU kerja sama program Agro Solution dengan Pabrik Gula (PG) Gempolkrep untuk pendampingan petani tebu di Jawa Timur, dengan target lahan yang akan digarap antara 8.000 hingga 10.000 hektar (ha). Selain itu, Petrokimia Gresik juga menjalankan program Agro Solution bersama petani jagung di Lombok Timur, petani padi di Bojonegoro, dan petani komoditas lainnya di Jawa Barat, Jawa Tengah dan NTB.Dari total target pendampingan lahan seluas 16 ribu ha selama tahun 2021, realisasi program Agro Solution Petrokimia Gresik hingga bulan Maret 2021 seluas 6.759 hektare.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement