Jumat 16 Apr 2021 03:01 WIB

Ramadhan, Momentum Pas Berhenti Merokok

Perokok aktif bisa memulai mengurangi jumlah rokok.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ramadhan menjadi momentum yang pas untuk berhenti merokok. Dosen Prodi Kesehatan Masyarakat Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Dwi Handayani mengatakan saat Ramadhan para perokok aktif bisa mengurangi jumlah rokok yang dihisapnya.

"Lebih bagus lagi melalui bulan puasa ini bisa menghentikan kebiasaan merokok dan seterusnya," ujar Dwi.

Baca Juga

Menurut dia, berhenti merokok adalah salah satu tips menjaga kesehatan saat berpuasa. Apalagi puasa tahun ini bertepatan dengan cuaca ekstrim.  Ramadhan tahun ini bertepatan dengan musim pancaroba, atau peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.

Dwi mengatakan, menjaga kesehatan tubuh saat berpuasa di tengah cuaca ekstrim adalah dengan menerapkan enam langkah yang diberi nama Cerdik. Cerdik merupakan kependekan dari cek kesehatan secara berkala, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet gizi seimbang, istirahat cukup, dan kelola stres.

Dwi menjelaskan, cek kesehatan secara berkala menjadi bagian terpenting dibanding langkah lainnya. "Jangan hanya datang ke pelayanan kesehatan jika sudah sakit. Tapi pengecekan kesehatan secara berkala ini sangat penting. Terlebih yang memiliki riwayat penyakit seperti diabetes, hipertensi, jantung, dan penyakit kronis lainnya," kata Dwi.\

Langkah selanjutnya adalah dengan rajin melakukan aktivitas fisik selama Ramadhan. Dwi mengingatkan, puasa bukan menjadi penghalang seseorang untuk bermalas-malasan. Artinya, meskipun sedang berpuasa, aktivitas fisik harus tetap dilakukan.

"Kita bisa melakukan aktivitas yang tidak terlalu berat, seperti jalan santai atau bersepeda selama 30 menit saja sudah cukup," kata Dwi.

Langkah keempat, lanjut Dwi, melalui diet gizi seimbang. Menurutnya, berpuasa bisa menjadi kesempatan untuk bisa mengontrol makanan maupun minuman yang dikonsumsi. Meskipun saat waktu buka puasa, kadang seseorang tidak bisa mengontrol makanan ataupun minuman yang dikonsumsinya.

"Kebanyakan masyarakat banyak mengonsumsi gorengan dan minuman serba manis. Perlu diingat, jika mengonsumsi gula dan lemak berlebihan itu tidak baik bagi kesehatan, karena berisiko terhadap penyakit degenerative," kata Dwi.

Dwi menambahkan, mengonsumsi buah menjadi salah satu alternatif agar tetap bisa berbuka puasa dengan yang manis. Ia juga mengingatkan untuk tidak lupa mengatur asupan air minum hingga memenuhi kebutuhan minimal 1,5 hingga 2 liter per hari. Hal itu penting untuk mencegah tubuh dari dehidrasi saat berpuasa.

"Untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh dapat membagi porsi minum pada saat berbuka, sebelum tidur, dan pada saat sahur," kata dia.

Istirahat cukup juga menjadi langkah penting dilakukan untuk menjaga kesehatan selama berpuasa. Meskipun, kata dia, momen Ramadan biasanya sering dimanfaatkan masyarakat untuk mengejar amalan ibadah.

Langkah selanjutnya, lanjut Dwi, adapah dengan mengelola stres selama berpuasa. Mengelola stres menurutnya bisa dilakukan dengan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT. "Pendekatan spiritual seperti ini dapat menjadi salah satu upaya untuk mengelola stress menjadi lebih baik lagi," kata Dwi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement