Kamis 15 Apr 2021 16:35 WIB

Neraca Dagang Surplus, IHSG Kamis Ditutup Menguat

Investor asing membukukan pembelian bersih sebesar Rp 291 miliar.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona positif pada perdagangan hari ini, Kamis (15/4). IHSG menguat signifikan sebesar 0,48 persen ke level 6.079,50
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona positif pada perdagangan hari ini, Kamis (15/4). IHSG menguat signifikan sebesar 0,48 persen ke level 6.079,50

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona positif pada perdagangan hari ini, Kamis (15/4). IHSG menguat signifikan sebesar 0,48 persen ke level 6.079,50 setelah beberapa kali jatuh ke zona merah pada perdagangan sesi pertama dan kedua. 

Sektor perkebunan, perdagangan, industri dasar, industri konsumsi, infrastruktur, keuangan, properti, pertambangan, dan aneka industri mendominasi pergerakan IHSG sehingga menjadi kontributor terbesar pada kenaikan IHSG hari ini. Investor asing membukukan pembelian bersih sebesar Rp 291 miliar. 

"Pergerakan pasar Asia masih didominasi penguatan pada perdagangan menjelang akhir pekan. Namun, pelaku pasar mulai mencermati kenaikan dari Dollar Indeks yang saat ini memberikan tekanan pada nilai tukar sebagian negara di Asia," kata Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, Kamis (15/4). 

Selain itu, lanjut Nico, pelaku pasar juga mencermati rilis data makro dari China yang rencananya dikeluarkan pada hari Jumat (16/4). Harapan terkait naiknya produksi industri muncul dimana impor terkait bahan baku dan barang modal menjadi katalis positif bagi perekonomian dunia. 

Dari dalam negeri, menurut Nico, rilis neraca perdagangan yang mencatatkan surplus belum memberikan dampak yang signifikan pada pergerakan IHSG sepanjang perdagangan hari ini. Ekspansi pada sektor manufaktur menjadi harapan pada pemulihan ekonomi di tahun ini. 

Pemerintah terus mendorong pelaku usaha untuk dapat ekspansi lewat stimulus-stimulus yang telah diberikan. Selain itu, untuk mendukung aliran modal masuk, pemerintah daerah diminta untuk mendukung penuh implementasi UU Cipta Kerja guna menciptakan lapangan pekerjaan yang nantinya akan berdampak pada lapangan pekerjaan dan perolehan pajak daerah. 

Namun di tengah ekspansi dari industri manufaktur, konsumsi masyarakat yang belum pulih masih menjadi tantangan. Ekspansi pada industri manufaktur harus diimbangi oleh serapan dari konsumsi rumah tangga. 

"Kami menilai PMI Manufaktur yang naik pada kuartal I 2021 seiringan dengan upaya pelaku usaha dalam memenuhi permintaan menjelang momentum Ramadhan. Harapan terkait membaiknya konsumsi tentu dapat meningkatkan kepercayaan diri pelaku usaha ke depan," tutur Nico.

Sepanjang hari ini Indeks LQ45 bergerak melemah. Saham-saham yang mendominasi penurunan diantaranya INCO, MIKA, UNTR, BBTN, dan PTPP. Sedangkan saham-saham yang medominasi penguatan diantaranya CPIN, TBIG, JPFA, ACES, danCTRA.

Secara umum, saham yang mengalami penguatan terbesar diantaranya FILM, MPMX, PNBS, CPIN, dan ASSA. Sedangkan saham-saham yang mengalami penurunan terbesar diantaranya TGRA, SMDM, BJBR, BGTG, dan HRME.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement