Kamis 15 Apr 2021 15:01 WIB

Sekolah Dasar di Malang Bentuk Duta Satgas Covid-19

Sekolah telah menentukan masing-masing dua siswa untuk jadi duta satgas Covid-19

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Suasana uji coba pembelajaran tatap muka (PTM)
Foto: Republika/Flori Sidebang
Suasana uji coba pembelajaran tatap muka (PTM)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pimpinan SDN Kasin Kota Malang telah menyiapkan sejumlah aspek untuk melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Salah satunya dengan membentuk Duta Satgas Covid-19 di masing-masing kelas.

Kepala SDN Kasin Kota Malang, Budi Hartono mengatakan, sekolah telah menentukan masing-masing dua siswa, baik perempuan dan laki-laki di setiap kelas untuk menjadi Duta Satgas Covid-19. SDN Kasin memiliki 18 kelas sehingga total jumlah duta mencapai 36 orang. "Kemudian dari pihak guru ada enam orang," kata Budi kepada Republika, Kamis (15/4).

Duta dari kalangan siswa bertugas untuk menjadi teladan di antara teman-temannya. Sebab, mereka sudah mendapatkan pembekalan mengenai protokol kesehatan (prokes) Covid-19. Mereka juga bertugas untuk menegur teman-temannya yang tidak mematuhi prokes.

Budi berharap keberadaan Satgas Covid-19 ini dapat menghindari penyebaran virus di sekolah. Kemudian menumbuhkan kepercayaan kepada orang tua dan masyarakat di sekitar Kota Malang. "Terutama bahwa kegiatan PTM ini betul-betul melakukan kegiatan prokes ketat sehingga tidak ragu lagi dan dari para orang tua," ungkapnya.

Mengenai SOP, Budi memastikan, hal ini sesuai dengan keputusan pemerintah pusat dan SE Wali Kota Malang. Dalam hal ini termasuk pembagian rombongan belajar (shift) saat proses pembelajaran. Kemudian juga penyediaan sarana cuci tangan, alat pengukuran suhu, penggunaan masker dan sebagainya.

Pada pelaksanaan pembelajaran nanti, SDN Kasin akan memasukkan semua kelas di hari yang sama dengan sistem shift. Siswa kelas satu sampai enam di shift pertama belajar di ruangan mulai pukul 07.00 sampai 09.00 WIB. Kemudian siswa shift kedua belajar mulai pukul 09.15 sampai 11.15 WIB.

 

Menurut Budi, penentuan shift menyesuaikan urutan absensi dari 1 sampai 15 di masing-masing kelas. Kemudian antara shift pertama dan kedua terdapat jeda 15 menit. "Tujuannya adalah biar tidak terjadi kerumunan penjemput dan pengantar sehingga prokes tetap kita terapkan," jelas dia.

Budi memastikan durasi dua jam cukup untuk proses belajar siswa. Sebab, hal ini memang menyesuaikan dengan aturan yang dikeluarkan pemerintah pusat. Terlebih, durasi dua jam tersebut tidak ada waktu istirahat sama sekali.

Sebelum melaksanakan PTM, Budi mengaku, sempat mengadakan pertemuan dengan Komite Sekolah. Pertemuan ini menghasilkan bahwa mereka menyetujui PTM kembali diselenggarakan.

Selain itu, SDN Kasin juga sudah membagikan angket melalui Google Form terkait ketersediaan mengikuti PTM. Dari 510 orang tua/wali, delapan di antaranya tidak menyetujui PTM. Dengan demikian, para siswa ini nantinya akan mengikuti pembelajaran daring.

Di sisi lain, peserta didik juga sudah mulai melaksanakan simulasi PTM mulai Kamis (15/4). "PTM simulasi dimulai dari orang tua mengantar, anak masuk, cek suhu, cuci tangan, masuk kelas dan sampai pembelajaran sampai pulang itu kami lakukan. Dan alhamdulillah berjalan lancar," kata dia menambahkan.

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang telah mengizinkan sekolah melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) mulai 19 April 2021. Kebijakan ini tertera dalam SE Wali Kota Nomor 15 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan PTM Terbatas di Masa Pandemi Covid-19 di Kota Malang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement