Kamis 15 Apr 2021 05:33 WIB

Sisa Lara Pascabencana di Lembatta - Adonara

.

Rep: Aditya Pradana Putra/ Red: Yogi Ardhi

Bendera Merah Putih berkibar di antara rumah-rumah yang hancur akibat banjir bandang di Desa Weiburak, Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). (FOTO : ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)

Sebuah sandal tertinggal di antara puing-puing rumah yang hancur akibat banjir bandang di Desa Weiburak, Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). (FOTO : ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)

Pintu sebuah kedai kopi belepotan lumpur akibat banjir bandang di Weiwerang, Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). (FOTO : ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)

Sebuah kitab suci Alkitab bersama foto pemiliknya berada di antara puing-puing reruntuhan akibat tanah longsor di Desa Waematan, Ile Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT). (FOTO : ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)

Sebuah gambar pemandangan alam tergeletak di antara puing rumah rusak akibat tanah longsor di Desa Nelelamadike, Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). (FOTO : ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)

Sebuah kursi tertutup lumpur di antara puing-puing rumah akibat banjir bandang di Desa Weiburak, Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). (FOTO : ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)

Sebuah truk tanki bahan bakar terdampar di antara puing-puing permukiman yang hancur akibat banjir bandang di Weiwerang, Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). (FOTO : ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)

Sebuah sepeda motor rusak terdampar di antara puing-puing permukiman yang hancur akibat banjir bandang di Weiwerang, Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). (FOTO : ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)

Sebuah pohon tumbang akibat tanah longsor di Desa Nelelamadike, Ile Boleng, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). (FOTO : ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)

Tas dan pakaian penuh lumpur terserak di antara puing-puing permukiman yang hancur akibat banjir bandang di Weiwerang, Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). (FOTO : ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, ADONARA -- Sepekan banjir bandang dan tanah longsor telah berlalu di Pulau Lembata dan Pulau Adonara, Nusa Tenggara Timur. Bencana alam yang dipicu badai siklon tropis Seroja pada Ahad (4/4) itu telah memporakporandakan sejumlah wilayah di dua pulau yang berada di timur Pulau Flores. Tidak kurang dari 119 orang kehilangan nyawa, puluhan orang hilang masih dalam pencarian, dan ratusan warga kehilangan tempat tinggalnya (data terakhir 11 April 2021).

Berbagai benda berserakan di sekitar permukiman yang dihantam banjir bandang dan tanah longsor menjadi penanda dahsyatnya bencana alam yang terjadi saat para penduduk lelap dalam tidur. 

Selain itu, sejumlah jalan dan jembatan yang menjadi urat nadi perekonomian masyarakat yang berada di kaki Gunung Ile Boleng, Pulau Adonara dan Gunung Ile Ape, Pulau Lembata, pun terputus ikut terdampak bencana alam itu.

Meski tangisan telah kering, namun duka masih menyelimuti masyarakat yang terdampak. Solidaritas pun ditunjukkan oleh masyarakat yang terdampak, dari sekadar meliburkan diri dari segala kegiatan usaha hingga bergotong royong membantu penanganan pascabencana.

Kini para warga penyintas menatap masa depan. Harapan untuk dapat segera direlokasi menjadi isi dalam doa mereka agar mereka dapat segera bangkit dalam lara akibat bencana.

 

sumber : Antara Foto
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement