Rabu 14 Apr 2021 17:41 WIB

AS Tarik Semua Pasukan dari Afghanistan Pada 11 September

Sudah dua dekade pasukan AS bertempur dan tak sedikit yang gugur.

Rep: ferginadira/ Red: Hiru Muhammad
 Tentara Amerika Serikat mengecek jasad rekannya yang menjadi korban bom bunuh diri di Maimanah, Faryab, Afghanistan, Rabu (4/4).
Foto: AP/Gul Buddin Elham
Tentara Amerika Serikat mengecek jasad rekannya yang menjadi korban bom bunuh diri di Maimanah, Faryab, Afghanistan, Rabu (4/4).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan menarik semua pasukan AS dari Afghanistan pada 11 September. Tanggal itu dipilih sebagai peringatan serangan teroris di AS yang dikoordinasikan dari Afghanistan.

Gedung Putih mengumumkan, Biden akan menjabarkan langkahnya di Afghanistan serta jadwal untuk penarikan dalam pidatonya Rabu (14/4) sore waktu setempat. Sudah dua dekade pasukan AS bertempur dan tak sedikit yang gugur.

Gedung Putih juga mengatakan, bahwa presiden juga akan mengunjungi Section 60 of Arlington National Cemetery untuk menghormati penghormatan mereka yang tewas dalam konflik Amerika belakangan. Keputusan Biden menarik pasukan pada September melanggar janji tenggat waktu 1 Mei untuk penarikan penuh berdasarkan perjanjian damai yang dicapai pemerintahan mantan Presiden Donald Trump dengan Taliban tahun lalu. Seorang pejabat senior pemerintahan pada Selasa (13/4) menyebut penarikan September sebagai tenggat waktu absolut yang tidak akan terpengaruh oleh kondisi keamanan di negara tersebut.

Keputusan Biden juga membuat pasukan AS di Afghanistan empat bulan lebih lama dari yang direncanakan. Ini juga bakal mengakhiri perang dua dekade yang menewaskan lebih dari 2.220 tentara AS, melukai 20 ribu, dan menelan biaya sebanyak satu triliun dolar AS.

Konflik tersebut sebagian besar melumpuhkan al-Qaeda dan menyebabkan kematian Osama bin Laden, otak serangan 11 September. Namun penarikan diri Amerika juga berisiko banyak keuntungan yang diperoleh dalam demokrasi, hak-hak perempuan dan pemerintahan. Hal ini beriring sambil memastikan bahwa Taliban yang menyediakan tempat berlindung bagi al-Qaeda, tetap kuat dan mengendalikan sebagian besar negara itu.

Selama beberapa pekan pun Biden mengisyaratkan akan membiarkan tenggat waktu Mei terlalui. Seiring berjalannya waktu, menjadi jelas bahwa penarikan sekitar 2.500 pasukan yang tersisa bakal sulit dan tidak memungkinkan.

Pilihan Biden pada tanggal 9/11 menggarisbawahi alasan bahwa pasukan Amerika berada di Afghanistan untuk memulai dalam mencegah kelompok ekstremis seperti al-Qaeda membangun pijakan lagi yang dapat digunakan untuk melancarkan serangan terhadap AS. Pejabat pemerintah mengatakan, Biden memutuskan bahwa batas waktu penarikan harus mutlak, bukan berdasarkan kondisi di lapangan.

"Kami berkomitmen hari ini untuk menjadi nol pasukan AS pada 11 September, dan mungkin jauh sebelumnya," kata pejabat AS. Dia mengatakan, bahwa Biden menyimpulkan bahwa penarikan terkondisi akan menjadi resep untuk tinggal di Afghanistan selamanya.

Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki tidak memberikan rincian pernyataan Biden yang direncanakan pada Rabu sore. Namun. dia mengatakan selama briefing Gedung Putih bahwa Biden telah konsisten dalam pandangannya tidak ada solusi militer untuk Afghanistan."Bahwa kami telah berada di sana terlalu lama," kata Psaki.

Psaki mencicitkan di Twitter pada Selasa malam bahwa kunjungan Biden ke Arlington National Cemetery adalah untuk memberikan penghormatan kepada pria dan wanita pemberani yang telah memberikan pengorbanan terakhir di Afghanistan.

 

 

 

sumber : ap
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement