Rabu 14 Apr 2021 14:51 WIB

AC Milan Teken Manifesto Perangi Ujaran Kebencian via Online

AC Milan jadi klub pertama di Serie A yang menandatangani manifesto tersebut.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Logo AC Milan
Foto: REUTERS/Stefano Rellandini
Logo AC Milan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- AC Milan menjadi klub pertama di Serie A yang menandatangani manifesto untuk memerangi rasialisme dan ujaran kebencian. Manifesto of Non-Hostile Communication for Sport ini diumumkan pada Selasa (13/4), dengan tujuan lebih khusus pada ujaran kebencian melalu media sosial.

Ada banyak insiden pemain di seluruh Eropa menjadi sasaran pelecehan rasialis atau komentar diskriminatif lainnya di media sosial. Manifesto berisi 10 prinsip perilaku online yang bertanggung jawab dibuat oleh asosiasi nirlaba Parole O_Stili bersama dengan lebih dari 100 atlet, klub, tim, federasi, perusahaan, jurnalis, dan juru bicara yang terlibat dalam dunia olahraga.

Baca Juga

“Manifesto of Non-Hostile Communication for Sport adalah langkah penting lainnya dalam perjalanan tanggung jawab sosial klub,” kata CEO Milan Ivan Gazidis setelah menandatanganinya dalam acara online, dikutip AP.

“Kami telah memutuskan untuk mendukung proyek yang sangat berharga ini untuk memberi keluarga global kami lebih dari 500 juta Rossoneri pedoman konkret yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan digital yang semakin sehat dan positif serta melarang intoleransi dan diskriminasi, dalam segala bentuknya,” kata Gazidis.

Di antara pembicara lain pada acara tersebut adalah para pemain Davide Calabria dan Deborah Salvatori Rinaldi serta wakil presiden kehormatan klub Franco Baresi dan presiden Parole O_Stili Rosy Russo.

“Kami senang menyambut tim pertama Serie A dan salah satu klub paling bergengsi di dunia, ke komunitas kami,” kata Russo.  “Kami percaya bahwa ini adalah tindakan penting dari tanggung jawab dan perubahan budaya, yang kami harap dapat menginspirasi orang lain dalam sepak bola.”

Dua klub sepak bola Inggris, Swansea City dan Birmingham, serta juara Skotlandia Rangers, mengumumkan boikot media sosial selama sepekan pada Kamis lalu atas pelecehan rasialis yang dikirim melalui platform tersebut.

Twitter dan Instagram milik Facebook telah menolak permintaan wawancara baru-baru ini dari Associated Press untuk membahas bagaimana mereka bekerja untuk memberantas pelecehan rasialis yang dikirimkan ke pemain. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement