Selasa 13 Apr 2021 22:20 WIB

Bupati Cianjur Imbau Warga Terapkan Prokes Saat Ramadhan

Kembali terjadi peningkatan angka penularan yang sebelum sudah dapat ditekan.

Bupati Cianjur Imbau Warga Terapkan Prokes Saat Ramadhan (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Indrayadi TH
Bupati Cianjur Imbau Warga Terapkan Prokes Saat Ramadhan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,CIANJUR -- Bupati Cianjur, Jawa Barat, Herman Suhermanmengimbau warga tetap menerapkan Adaptasi Kebisaan Baru (AKB) dan protokol kesehatan selama bulan Ramadhan terutama saat di luar rumah dengan tetap menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

"Sejak satu pekan terakhir, hasil evaluasi Satgas COVID-19 Cianjur, kembali terjadi peningkatan angka penularan yang sebelum sudah dapat ditekan, namun kebiasaan lama, membuat warga lupa untuk menerapkan AKB dan menggunakan alat pelindung diri," kata Herman di Cianjur Selasa (13/4).

Ia menjelaskan berdasarkan hasil evaluasi sebagian besar wilayah di Cianjur, sudah kembali ke zona hijau, hanya beberapa RT yang masih terjadi penularan atau masuk zona oranye, tepatnya di wilayah kota Cianjur, wilayah utara dan beberapa RT di wilayah timur.

Sehingga pihaknya mengimbau warga selama bulan puasa dapat lebih meningkatkan AKB dan selalu mengunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak, saat melakukan ibadah tarawih di masjid atau saat melakukan buka bersama di tempat umum seperti rumah makan dan kafe.

"Kami juga mengimbau DKM seluruh masjid di Cianjur, untuk lebih memperketat protokol kesehatan, menyediakan masker, menyediakan tempat mencuci tangan dan mengatur jarak antarsaf, serta tidak mengizinkan warga berkerumun usai melaksanakan shalat tarawih," katanya.

Dia menambahkan, untuk pengawasan di masing-masing wilayah terkait penerapan AKB dan protokol kesehatan, pihaknya melibatkan aparatur kecamatan dan desa, sehingga kegiatan ibadah selama bulan puasa dapat berjalan khusyu dan tidak menimbulkan klaster baru.

"Harapan kami, warga selama bulan puasa dapat menjalankan ibadah dengan aman, nyaman dan tertib menerapkan protokol kesehatan. Sehingga angka penularan virus berbahaya dapat ditekan dan tidak menimbulkan klaster baru," katanya.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement