Rabu 14 Apr 2021 04:33 WIB

Kanada Ungkap Spionase Terbesar Sejak Perang Dingin

Gesekan pandemi COVID-19 menyebabkan peningkatan aktivitas mata-mata

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Sean Kilpatrick/ THE CANADIAN PRESS/empics/picture alliance
Sean Kilpatrick/ THE CANADIAN PRESS/empics/picture alliance

Kegiatan spionase di Kanada atau campur tangan asing terhadap negara itu pada tahun 2020 ditemukan berada pada "level yang belum pernah terlihat sebelumnya sejak perang dingin," demikian ungkap sebuah laporan yang diterbitkan oleh badan mata-mata Kanada pada hari Senin (12/04) waktu setempat.

Badan Intelijen Keamanan Kanada (CSIS) mengatakan peningkatan tersebut, sebagian karena kerapuhan yang disebabkan oleh pandemi virus corona.

Ekstremisme yang disertai kekerasan dan aktivitas kejahatan di dunia maya yang juga merupakan salah satu ancaman keamanan utama, berkembang lebih cepat dan berdampak lebih serius bagi warga Kanada, ujar David Vigneault, Direktur CSIS dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di situs web pemerintah Kanada.

Peluang kejahatan siber saat orang terhubung dari rumah

Vigneault menunjukkan bahwa saat dunia tengah berupaya untuk beradaptasi dengan pandemi, begitu pula para pelaku kejahatan. "Keadaan yang berubah-ubah dan berkembang pesat yang disebabkan oleh COVID-19 telah menciptakan situasi yang siap dieksploitasi oleh pelaku yang berusaha mencari keuntungan sendiri," kata Vigneault.

Aktor kejahatan di dunia maya memanfaatkan ketergantungan dunia pada internet selama pandemi, menurut laporan CSIS.

"Pada tahun 2020, dunia kita menjadi semakin terhubung dengan banyaknya warga Kanada yang bekerja dari rumah, menghadirkan lebih banyak peluang dibandingkan sebelumnya bagi para pelaku dunia maya untuk melakukan aktivitas ancaman online yang berbahaya." Kata Vigneault.

Contoh lain adalah peretas yang mencari informasi tentang penelitian medis, misalnya tentang vaksin corona.

Pihak asing "diam-diam kumpulkan informasi"

Kepala badan mata-mata nasional Kanada itu menambahkan bahwa dalam upaya untuk membenarkan kekerasan, kaum ekstremis menggunakan platform online untuk terus menyebarkan keyakinan berbahaya seperti xenofobia dan teori konspirasi terkait pandemi.

Laporan tersebut juga menyebutkan adanya aktivitas pendukung yang melibatkan intrik dan spionase yang dilakukan oleh Cina dan Rusia.

CSIS mengatakan bahwa kedua negara tersebut, bersama negara asing lainnya, terus "secara diam-diam mengumpulkan informasi politik, ekonomi, dan militer di Kanada melalui aktivitas ancaman yang telah ditargetkan" untuk mendukung ambisi mereka sendiri.

"Contoh keprihatinan yang signifikan adalah adanya kegiatan oleh pelaku ancaman yang berafiliasi dengan Republik Rakyat Cina yang berusaha memanfaatkan dan mengeksploitasi kebebasan kritis yang dilindungi oleh masyarakat dan pemerintah Kanada untuk memajukan kepentingan politik Partai Komunis Cina," kata laporan itu.

Pengamatan dalam laporan tersebut dirilis hampir dua bulan setelah Vigneault pada Februari lalu mengidentifikasi Cina sebagai ancaman strategis yang serius bagi Kanada. Pada akhir tahun lalu, CSIS juga pertama kali mengidentifikasi berbagai program yang didukung oleh pemerintah di Rusia, Korea Utara, Iran, dan Cina sebagai ancaman kejahatan dunia maya.

ae/ha

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement