Selasa 13 Apr 2021 16:41 WIB

DKI Catat Terjadi 371 Kebakaran Selama Januari-April 2021

Penyebab kebakaran tersebut beragam, seperti korsleting listrik hingga kebocoran gas

Rep: Flori Sidebang/ Red: Esthi Maharani
Pedagang mengamati kios yang terbakar di Pasar Inpres Blok C Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (13/4). Kebakaran yang diduga akibat arus pendek tersebut menghanguskan sekitar 389 kios di gedung Blok C dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp 2 miliar. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pedagang mengamati kios yang terbakar di Pasar Inpres Blok C Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (13/4). Kebakaran yang diduga akibat arus pendek tersebut menghanguskan sekitar 389 kios di gedung Blok C dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp 2 miliar. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mencatat sebanyak 371 kebakaran yang terjadi di seluruh wilayah Ibu Kota. Jumlah itu terhitung selama periode 1 Januari-13 April 2021.

Humas Gulkarmat DKI Jakarta Mulat Wijayanto mengatakan, penyebab kebakaran tersebut beragam, seperti korsleting listrik, kebocoran gas, dan kelalaian saat menyalakan lilin. Namun, sebagian besar insiden itu disebabkan oleh korsleting listrik.

“Untuk penyebab (kebakaran) beragam. Namun, masih terbanyak akibat korsleting listrik sebanyak 240 kejadian,” kata Mulat saat dihubungi Republika, Selasa (13/4).

Mulat menjelaskan, berdasarkan data yang dimiliki pihaknya, wilayah yang paling banyak terjadi kebakaran adalah Kota Administrasi Jakarta Selatan dengan jumlah 122 kejadian. Kemudian, disusul Kota Administrasi Jakarta Timur dengan 81 kebakaran. Lalu, Kota Administrasi Jakarta Barat dengan jumlah 69 kejadian. Sementara itu Kota Administrasi Jakarta Pusat sebanyak 51 kebakaran, dan Kota Administrasi Jakarta Utara sebesar 48 kejadian. Sedangkan Kepulauan Seribu nihil kebakaran.

Dia mengungkapkan, benda yang terbakar mayoritas adalah bangunan perumahan sebanyak 158 kejadian. Sedangkan bangunan umum dan perdagangan mencapai 49 kejadian.

Mulat menuturkan, pihaknya pun terus mengimbau masyarakat mengenai pencegahan kebakaran, terutama di tengah pandemi covid-19 saat ini. Dia menyebut, imbauan itu disampaikan melalui pengeras suara di masjid maupun dari sisi respons cepat (motor) yang dibentuk Dinas Gulkarmat DKI Jakarta.

“Kita kerahkan petugas ke semua wilayah di setiap harinya untuk mengingatkan kepada warga agar selalau waspada dan mengontrol kondisi rumah, supaya terhindar dari risiko kebakaran. Di lingkungan pun juga kita sudah membentuk Tim Sistem Ketahanan Kebakaran Lingkungan (SKKL) yang kita sosialisasikan dan kita latih untuk membantu dalam pencegahan risiko kebakaran,” jelas dia.

Seperti diketahui, peristiwa kebakaran terjadi di beberapa lokasi Ibu Kota dalam waktu yang cukup berdekatan. Di antaranya adalah kebakaran yang terjadi pada rumah petak di Jalan Pisangan Baru III, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (25/3) dini hari. Selain menghanguskan lima rumah petak, peristiwa tersebut juga mengakibatkan 10 orang meninggal dunia lantaran diduga tidak sempat menyelamatkan diri.

Berselang dua pekan kemudian, kebakaran kembali terjadi. Kali ini menimpa Pasar Kambing, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Kamis (8/4). Dalam insiden itu tidak menimbulkan korban jiwa. Namun, mengakibatkan kerugian yang ditaksir mencapai milyaran rupiah karena menghanguskan ratusan kios dan los para pedagang.

Tidak sampai disitu, empat hari kemudian, tepatnya Senin (12/4) kebakaran juga terjadi di Pasar Inpres Blok C, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Kebakaran yang terjadi sekitar pukul 18.30 WIB diperkirakan telah menghanguskan 300 tempat usaha dengan total kerugian kurang lebih mencapai Rp 2 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement