Selasa 13 Apr 2021 01:31 WIB

Aktivis Myanmar Ajak Pembangkangan Sipil Selama Liburan

Aktivis berharap dapat menjaga momentum gerakan perlawanan kudeta Myanmar

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Demontrasi menentang kudeta militer Myanmar.
Foto: Anadolu Agency
Demontrasi menentang kudeta militer Myanmar.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Aktivis anti-kudeta Myanmar mengajak masyarakat untuk menunjukkan perlawanan mereka pada pemerintahan militer dengan kostum dan doa menjelang liburan tahun baru. Mereka berharap dapat menjaga momentum atas gerakan yang telah menewaskan 700 orang.

Tahun baru Myanmar atau disebut Thingya, salah satu liburan paling penting di negara Asia Tenggara itu. Biasanya dirayakan dengan doa, ritual membersihkan gambar Buddha di kuil dan melemparkan air suci ke jalan.

Baca Juga

"Dewan militer tidak memiliki Thingyan, kekuatan rakyat ada di tangan rakyat," kata ketua kelompok unjuk rasa General Strike Collaboration Committee Ei Thinzar Maung di Facebook, Senin (12/4).

"Masyarakat harus bersatu untuk mempertahankan Thingyan rakyat," tambahnya.

Ia meminta penganut agama Buddha untuk memakai pakaian keagamaan tertentu dan membacakan doa bersama-sama. Bagi masyarakat Kristen dapat memakai baju putih dan membaca mazmur.

Ei mengatakan penganut agama lain mengikuti anjuran pemimpin agama masing-masing.  Liburan Tahun Baru Thingyan berlangsung dari 13 hingga 17 April.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement