Selasa 13 Apr 2021 00:24 WIB

Polisi Tembak Mati Pria Kulit Hitam, Unjuk Rasa Pecah di AS

Polisi AS menembak pria kulit hitam itu saat menilangnya

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
 Polisi AS tengah berjaga, ilustrasi
Foto: AP Photo/Marcio Jose Sanchez
Polisi AS tengah berjaga, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MINNESOTA -- Unjuk rasa pecah usai polisi menembak mati seorang pria kulit hitam sekitar 16 kilometer dari tempat George Floyd tewas dibunuh pada Mei tahun lalu. Polisi menembak pria kulit hitam itu saat menilangnya karena melanggar lalu lintas.

Ratusan massa yang marah berkumpul di depan Pusat Departemen Kepolisian Brooklyn Sabtu (11/4) malam lalu. Polisi menggunakan perlengkapan antihuru-hara menembakan peluru karet dan gas air mata ke arah pengunjuk rasa.

Baca Juga

Keluarga dan Gubernur Minnesota Tim Walz sebagai Daunte Wright yang baru berusia 20 tahun. Dalam pernyataan Walz mengatakan ia memantau unjuk rasa di markas polisi di Brooklyn, pinggir kota Minneapolis.

"Negara bagian kami kembali berduka setelah petugas penegakan hukum kembali mengambil nyawa pria kulit hitam," kata Walz dalam pernyataannya, Ahad (12/4) kemarin.

Pada Ahad malam sekitar 100 hingga 200 orang kembali berkumpul di markas polisi Brooklyn. Dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui internet Komisioner Polisi Departemen Keamanan Publik Minnesota John Harrington mengatakan para pengunjuk rasa yang melemparkan batu itu sudah dibubarkan.

Media setempat dan polisi mengatakan sekelompok orang juga turun ke jalan di sebuah pusat perbelanjaan. Sejumlah toko dijarah.

Pengunjuk rasa anti-polisi sudah menghabiskan berhari-hari di Minneapolis untuk mengikuti sidang Derek Chauvin, polisi kulit putih yang didakwa membunuh Floyd. Sidang dijaga tentara dari Garda Nasional.

Chauvin didakwa pasal pembunuhan karena mencekik leher Floyd dengan lututnya. Saat memborgolnya pada bulan Mei lalu. Video yang merekam pembunuhan tersebut memicu gelombang unjuk rasa anti-rasialisme dan brutalitas polisi.  

Pada Senin (12/4) Wali Kota Brooklyn Center Mike Elliott memberlakukan jam malam dari pukul 18.00. "Kami ingin memastikan semua orang aman, mohon tetap aman dan pulang," cicitnya pada pengunjuk rasa.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement