Senin 12 Apr 2021 14:42 WIB

Jepang Mulai Vaksin Kelompok Masyarakat di Atas 65 Tahun

Jepang termasuk negara yang terlambat menggelar program vaksinasi Covid-19.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Vaksin Covid-19 (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Vaksin Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO--Jepang mulai menggelar program vaksinasi untuk warga berusia di atas 65 tahun. Namun, dosis vaksin impor masih kurang dan kemungkinan program ini tidak dapat memperlambat gelombang keempat wabah virus corona yang sedang melanda Negeri Sakura.

Tokyo juga memulai kebijakan menahan gelombang wabah terbaru untuk menekan penyebaran virus corona varian baru. Sementara, pembukaan Olimpiade musim panas tinggal 100 hari lagi.

Baca Juga

Jepang salah satu dari perekonomian terbesar dunia yang terlambat menggelar program vaksinasi pada pertengahan Februari lalu. Menteri Vaksin Jepang Taro Kono membela lambatnya program vaksinasi dengan mengatakan pemerintah daerah butuh waktu untuk melakukan persiapan.

"Mulai besok kami akan memberitahu prefektur-prefektur berapa banyak yang dapat kami distribusikan, dan mereka yang akan memutuskan berapa banyak yang dialokasikan untuk setiap kota madya," kata Kono di stasiun televisi NHK, Ahad (11/4) kemarin.

Saat ini vaksin Covid-19 dari Pfizer satu-satunya vaksin yang disetujui regulator Jepang. Kecepatan program vaksin diperkirakan akan bertambah di bulan Mei ketika dosis vaksin dari pabrik di Eropa sudah tiba.

Sejauh ini sekitar 1,1 juta orang Jepang yang sebagian besar petugas di garda depan pandemi Covid-19 sudah menerima dosis pertama vaksin Pfizer. Perdana Menteri Yoshihide Suga salah satu dari 90 birokrat yang divaksin sebelum bertemu Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada bulan ini.

Vaksin tampaknya belum dapat tersedia untuk umum hingga akhir musim panas atau musim dingin. Dokter dan peneliti dari Keio University Haruka Sakamoto mengatakan program vaksinasi yang tampaknya fokus untuk usia 30 hingga 40-an terlalu lambat digelar untuk menghambat penyebaran virus.

"Vaksinasi saat ini tampaknya tidak dapat mencegah gelombang keempat pandemi, dibandingkan gelombang wabah sebelumnya saya pikir kali generasi lebih muda yang lebih terdampak," katanya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement