Senin 12 Apr 2021 09:42 WIB

IHSG Bergerak Mix

Pagi ini IHSG dibuka menguat di level 6.080,79.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Jakarta. ilustrasi
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak variatif pada perdagangan pagi hari ini, Senin (12/4). IHSG melemah 0,30 persen di level 6.051,75 setelah sebelumnya dibuka menguat di level 6.080,79. 

Pergerakan IHSG ini sejalan dengan indeks saham Asia yang pagi ini dibuka beragam. Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya menyebut pasar saham akan dipengaruhi oleh hasil laporan keuangan emiten.

Baca Juga

Fokus perhatian investor akan tertuju pada musim laporan keuangan (earnings season) di Amerika Serikat (AS) yang akan di mulai dengan rilis laporan keuangan oleh sejumlah bank besar seperti Goldman sachs, JPMorgan dan Wellls Fargo pada hari Rabu. 

"Investor ingin mencari tahu apakah kinerja emiten di AS dapat memberi pembenaran pada valuasi harga saham yang sudah terlalu tinggi," kata Phillip Sekuritas Indonesia, Senin (12/4). 

Sementara itu, pasar obligasi juga akan diuji minggu ini oleh rilis data inflasi (CPI) bulan Maret AS dan Penjualan Ritel AS untuk bulan yang sama. Menurut riset, inflasi AS di yakini akan berada di level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.

Penjualan Ritel di prediksi tumbuh 5,4 persen bulan lalu seiring dengan membaiknya cuaca dan semakin kecilnya dampak dari pendistribusian dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) senilai 600 dolar AS pada bulan Januari lalu. 

Dari Asia, rilis sejumlah data ekonomi bulan Maret China juga akan menjadi fokus perhatian investor minggu ini. China di jadwalkan merilis data Neraca Perdagangan (Trade Balance) pada besom Selasa dan diikuti oleh rilis data Industrial Production, Penjualan Ritel, Fixed Asset Investment serta angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2021. 

"Dari dalam negeri, investor menantikan rilis data Penjualan Ritel bulan Maret oleh Bank Indonesia," tulis riset.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement