Ahad 11 Apr 2021 11:47 WIB

PTM Harus Dievaluasi Secara Berkala

Monitoring secara berkala untuk memastikan siswa dan guru benar-benar aman.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Siswa Kelas IX mencuci tangan. Ilustrasi
Foto: Antara/Makna Zaezar
Siswa Kelas IX mencuci tangan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji mengatakan penerapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) harus dimonitor dan dievaluasi secara berkala. Mulai dari protokol kesehatannya, sistem pengajarannya, dan sebagainya.

"Penerapan tersebut tidak bisa efektif kalau tidak dibarengi dengan upaya pelibatan masyarakat sekolah dalam implementasinya. Lalu, banyak sekolah juga yang kekurangan dana untuk penerapan protokol kesehatan," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (11/4).

Kemudian, ia melanjutkan PTM yang telah dimulai bukan berarti sekolah sudah dibuka begitu saja. Langkah ini harus dibarengi dengan persiapan,  pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi secara berkala dan partisipatif.

"Ya harus dilakukan monitoring dan evaluasi secara periodik agar siswa maupun guru benar-benar aman dan terhindar dari virus Covid-19," kata dia.

Sebelumnya diketahui, Pemprov DKI Jakarta pada hari Rabu (7/4) mulai menggelar uji coba sekolah tatap muka di wilayah DKI Jakarta. Gelaran tersebut akan berlangsung sampai dengan 29 April 2021 di 85 sekolah piloting yang sudah ditunjuk oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

Pembukaan sekolah tatap muka ini menjadi salah satu kelonggaran yang diputuskan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 405 Tahun 2021 tentang Perpanjangan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro. Anies menyebutkan sekolah tatap muka mulai diberlakukan secara terbatas melalui uji coba yang dilakukan di tiap satuan pendidikan dengan protokol kesehatan yang ketat.

Sekretaris Fraksi PAN DPRD DKI Jakarta, Oman Rohman Rakinda mengingatkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI dan pihak sekolah harus bekerja sama dalam menerapkan protokol kesehatan secara ketat terkait dengan rencana uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) mulai pekan ini.

Dia mengatakan, mitigasi di sekolah harus mendapatkan prioritas utama untuk mencegah anak tertular Covid-19 di sekolah. "Meskipun anak-anak lebih rendah tertular dibandingkan orang dewasa bukan berarti sekolah aman 100 persen dari penularan," kata Oman di Jakarta, Senin (5/4).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement