Ahad 11 Apr 2021 10:07 WIB

Presiden Iran Perintahkan Tingkatkan Injeksi Gas Uranium

Presiden Iran menekankan aktivitas nuklir mereka untuk tujuan damai

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Presiden Iran Hassan Rouhani
Foto: EPA-EFE/IRAN'S PRESIDENTIAL OFFICE
Presiden Iran Hassan Rouhani

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran kembali meningkatkan kapasitas dari pabrik nuklir bawah tanah Natanz dalam memperingati Hari Teknologi Nuklir Nasional. Presiden Iran, Hassan Rouhani, menegaskan kembali komitmen terhadap non-proliferasi nuklir pada Sabtu (10/4).

"Sekali lagi, saya menekankan bahwa semua aktivitas nuklir kami untuk tujuan damai dan non-militer," kata Rouhani dalam sambutannya yang disiarkan televisi.

Baca Juga

Tautan video langsung yang disiarkan di TV pemerintah menunjukkan Rouhani memerintahkan injeksi gas uranium ke 164 sentrifugal IR-6, 30 sentrifugal IR-5, dan tes mekanis pada mesin IR-9 dengan kapasitas 50 mesin IR-1. Kemungkinan besar langkah ini menjadi pelanggaran baru kesepakatan nuklir.

Upacara tersebut mengungkap 133 kemajuan selama setahun terakhir dalam industri nuklir negara itu sebagian besar di bidang kedokteran, listrik, pertanian dan energi. "Kami terus berkomitmen pada janji kami untuk NPT (perjanjian non-proliferasi) dan kepada dunia untuk tidak menyimpang secara militer dari program nuklir kami," kata Rouhani.

Iran telah melanggar banyak batasan yang diberlakukan oleh kesepakatan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) pada 2015. Aktivitas nuklir mulai kembali dihidupkan sebagai tanggapan atas penarikan diri Amerika Serikat dari kesepakatan pada 2018. Kedua negara telah meletakkan sikap keras pada pembicaraan tidak langsung di Wina pekan ini tentang cara membawa keduanya kembali ke dalam kesepakatan dengan kepatuhan penuh.

Amerika Serikat adalah pihak pertama yang mengingkari kesepakatan itu di bawah kepemimpinan Donald Trump. Trump dengan keras menentang kesepakatan itu dan berusaha untuk menghancurkannya. Dia menarik diri, menerapkan kembali sanksi yang dicabut dan membawa lebih banyak lagi. Iran menanggapi dengan melanggar banyak pembatasan nuklir. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement