Sabtu 10 Apr 2021 20:15 WIB

BMKG: Kecil Kemungkinan Gunung Api Aktif Akibat Gempa Malang

Zona gempa selatan Malang itu merupakan kawasan aktif gempa.

BMKG: Kecil Kemungkinan Gunung Api Aktif Akibat Gempa Malang. Warga menyaksikan rumah yang rusak akibat gempa di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (10/4/2021). Gempa berkekuatan kurang lebih magnitudo (m) 6,7 yang terjadi di wilayah Kabupaten Malang tersebut menyebabkan sejumlah rumah warga rusak dan goncangan di sejumlah wilayah di Jawa Timur
Foto: ANTARA/STR
BMKG: Kecil Kemungkinan Gunung Api Aktif Akibat Gempa Malang. Warga menyaksikan rumah yang rusak akibat gempa di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (10/4/2021). Gempa berkekuatan kurang lebih magnitudo (m) 6,7 yang terjadi di wilayah Kabupaten Malang tersebut menyebabkan sejumlah rumah warga rusak dan goncangan di sejumlah wilayah di Jawa Timur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan gempa di selatan Malang memiliki kemungkinan sangat kecil memicu aktifnya gunung api.

"Kecuali gunung api tersebut memang sedang aktif. Jika gunung api sedang tidak aktif maka gempa tektonik akan sulit mempengaruhi aktivitas vulkanisme," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, BMKG, Daryono, Sabtu (10/4).

Baca Juga

Di samping itu, gempa itu juga tidak cukup kuat untuk mengganggu kolom air laut sehingga tidak berpotensi tsunami. Ia mengatakan mekanisme sumber gempa ini berupa pergerakan sesar naik (thrust fault).

"Mekanisme sumber sesar naik ini sebenarnya sensitif terhadap potensi tsunami, namun patut disyukuri gempa ini berada di kedalaman menengah dan dengan magnitudo 6,1 sehingga tidak cukup kuat untuk mengganggu kolom air laut, sehingga gempa ini tidak berpotensi tsunami," ujarnya.

Ia menambahkan gempa selatan Malang ini juga bukan termasuk Gempa Megathrust, tetapi gempa menengah di Zona Beniof, karena deformasi atau patahan batuan yang terjadi berada pada slab lempeng Indo-Australia yang menunjam dan tersubduksi menukik ke bawah Lempeng Eurasia di bawah lepas pantai selatan Malang.

Ia menambahkan dampak gempa ini mencapai skala intensitas skala V-VI MMI (sebagian besar dinding bangunan permanen roboh. Struktur bangunan mengalami kerusakan berat. Rel kereta api melengkung) sehingga gempa ini berpotensi merusak. Ia juga menyampaikan, gempa ini memiliki spektrum guncangan yang luas yang dirasakan hingga daerah Banjarnegara di barat dan Bali di timur.

"Hasil monitoring BMKG hingga sore ini menunjukkan telah terjadi tiga kali gempa susulan (aftershock) dengan kekuatan kurang dari magnitudo 4,0 yang tidak berdampak dan tidak dirasakan," katanya.

Ia menambahkan zona gempa selatan Malang itu merupakan kawasan aktif gempa dan sering terjadi gempa dirasakan. "Catatan sejarah gempa menunjukkan gempa selatan Malang magnitudo 6,1 ini berdekatan pusat gempa merusak Jawa Timur yang terjadi pada masa lalu, pada 1896, 1937, 1962, 1963, dan 1972," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement