Berapa Kali Nabi Berpuasa Ramadhan dalam Hidupnya?

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah

Senin 12 Apr 2021 06:05 WIB

Berapa Kali Nabi Berpuasa Ramadhan dalam Hidupnya? Foto: republika Berapa Kali Nabi Berpuasa Ramadhan dalam Hidupnya?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ramadhan menjadi bulan yang paling ditunggu bagi umat Islam setiap tahunnya. Perasaan suka cita, kesungguhan dalam beribadah hingga ganjaran pahala besar untuk semua amal baik adalah suasana dan kondisi yang selalu dirindu saat Ramadhan.

Namun, tidak sedikit umat Islam yang belum mengetahui waktu tepatnya syariat Islam ini dimulai, ayat yang mewajibkan ibadah ini, hingga berapa kali Nabi Muhammad saw yang membawa ajaran ini melaksanakan shaum (puasa) Ramadhan. Kepada Republika.co.id, Sabtu (10/4), sejarawan Islam Tiar Anwar Bachtiar menjelaskan semua hal tersebut sebagai berikut.

Baca Juga

Awal disyariatkan shaum Ramadhan

Tiar menjelaskan syariat shaum Ramadhan bermula pada tahun kedua hijriyah atau dua tahun setelah Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah. Syariat ini dijelaskan dalam surat Al Baqarah ayat 185:

Allah swt berfirman dalam Alquran:

شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya: “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”

“Ayat ini sendiri turun sekitar tahun kedua hijrah, sebelum Ramadhan, sekitar pada bulan Sya’ban atau bulan Rajab yang menandakan bahwa pada bulan itu (Ramadhan) Nabi dan umat Muslim disyariatkan berpuasa,” jelasnya.

Baca juga : Keutamaan Membagikan Takjil dan Makanan Buka Puasa Ramadhan